Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
Mindray yang menghasilkan 3.000 ventilator sebulan, bukan satu-satunya produsen alat berat di China. Beijing Aeonmed Co. juga mendapat otorisasi FDA bulan lalu, menurut situs web regulator. Saham Jiangsu Yuyue Medical Equipment & Supply Co, pembuat lain, telah menguat 91% tahun ini di Shenzhen, meningkatkan nilai pasarnya menjadi US$ 5,5 miliar.
Meskipun Mindray, dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 44 miliar, dikerdilkan oleh raksasa perangkat medis seperti Medtronic Plc yang berbasis di Dublin, perusahaan China memiliki potensi untuk memperluas pangsa pasarnya, kata Nikkie Lu, seorang analis Bloomberg Intelligence.
Baca Juga: Bertambah, warga Indonesia meninggal akibat virus corona di Singapura
"Ini memiliki rekam jejak yang sangat baik, dengan produk-produknya dapat memasuki pasar seperti Eropa dan Hong Kong", katanya.
Dalam pengajuan pendapatan minggu ini, Mindray mengatakan pesanan dari Eropa terutama telah meningkat secara dramatis, dengan Italia membeli batch pertama dari hampir 10.000 peralatan termasuk ventilator dan monitor.
Perusahaan, yang memiliki 17 anak perusahaan di China dan beroperasi di 30 negara, membuat sistem pemantauan kesehatan, ventilator, defibrillator, mesin anestesi dan sistem infus. Perusahaan ini memiliki tim penjualan langsung di AS dan mitra global lama termasuk Mayo Clinic, Johns Hopkins Hospital, Massachusetts General Hospital dan Cleveland Clinic, menurut laporan tahunannya.
Tidak selamanya
Dorongan untuk kekayaan Ketua Mindray Li, yang mendirikan perusahaan pada tahun 1991 bersama dengan Xu dan Cheng, kontras dengan erosi dalam kekayaan bersih rekan-rekannya di Asia. Li Ka-shing, pria terkaya Hong Kong, telah kehilangan kekayaan senilai US$ 7,1 miliar tahun ini. Lantaran kota ini berjuang melawan resesi akibat kemandekan ganda dari pandemi dan protes politik tahun lalu. Singapura melaporkan kontraksi ekonomi terbesar dalam satu dekade pada kuartal pertama, dan mengharapkan resesi parah untuk tahun ini.
"Boom ventilator tidak akan bertahan selamanya. Seiring bertambahnya usia masyarakat, permintaan akan tumbuh untuk alat bantu pernapasan, tetapi tidak sesuai dengan skala yang terlihat selama krisis ini. Penjualan pasti akan turun setelah wabah," pungkas Lu.