Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Pernyataan Badan Moneter Internasional (IMF) yang memproyeksikan perekonomian global akan mengalami kontraksi tahun ini membuat emas kembali diburu. Hasilnya, harga emas di Asia mengalami kenaikan. Catatan saja, IMF memprediksi bakal ada penurunan sebesar 1,3% pada perekonomian global tahun ini. Padahal pada Januari lalu, IMF mengestimasi ada ekspansi sebesar 0,5%.
Selain itu, melonjaknya harga emas juga dipicu oleh melorotnya saham-saham di Amerika Serikat. “Jika ketidakpastian di seluruh dunia tetap ada, besar kemungkinan emas bakal diperdagangkan di atas level US$ 900. Saat ini, harga emas sangat terkait erat dengan pasar bursa,” jelas Chen Yonglin, Analis Citic Securities Co dari Shanghai.
Hari ini, harga emas untuk pengantaran cepat naik 0,6% menjadi US$ 894,80 per troy ounce. Pada pukul 09.03 waktu Singapura, emas diperdagangkan pada posisi US$ 894,10 per troy ounce.
Chen juga menjelaskan, saat ini harga emas mendapat sokongan dari tingginya permintaan fisik yang ditujukan untuk membuat perhiasan dibanding investasi.
Berdasarkan data dari Bombay Bullion Association, impor emas dari India kemungkinan akan meningkat dua kali lipat bulan ini dibanding tahun sebelumnya seiring dengan turunnya harga emas. Apalagi pada bulan depan, India akan mengadakan festival tahunan yang diprediksi bakal meningkatkan permintaan emas secara fisik.