CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.930   -39,00   -0,25%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Perpanjangan embargo senjata bagi Iran ditolak PBB, Rouhani: AS sedang dipermalukan


Minggu, 16 Agustus 2020 / 14:36 WIB
Perpanjangan embargo senjata bagi Iran ditolak PBB, Rouhani: AS sedang dipermalukan
ILUSTRASI. Presiden Iran Hassan Rouhani. Perpanjangan embargo senjata ditolak untuk Iran ditolak PBB. REUTERS/Brendan Mcdermid


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Presiden Iran mengatakan bahwa Amerika Serikat menderita kekalahan yang memalukan dengan penolakan Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang embargo senjata di Teheran.

Dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat tentang upaya AS untuk memperpanjang embargo senjata badan dunia terhadap Iran, Rusia dan China memberikan suara menentang.

Baca Juga: Regulator: China harus mewaspadai bangkitnya shadow banking

Sementara 11 anggota abstain termasuk Prancis, Jerman dan Inggris. Amerika Serikat dan Republik Dominika adalah satu-satunya suara yang mendukung.

"Saya tidak ingat Amerika Serikat mempersiapkan resolusi selama berbulan-bulan untuk menyerang Republik Islam Iran, dan mereka hanya mendapatkan satu suara," kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi. 

"Tapi sukses besar adalah bahwa Amerika Serikat dikalahkan dalam konspirasi ini dengan penghinaan," ungkapnya.

Embargo senjata PBB terhadap Iran akan berakhir di bawah kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia, yang memberikan banyak sanksi internasional terhadap Iran yang dicabut dengan imbalan pembatasan program nuklir Iran. 

Baca Juga: Bankir di China makin khawatir perang finansial dengan Amerika bakal segera pecah

Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan itu pada 2018. "Ini adalah kesalahan serius, kami menyesalinya," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Amerika Serikat sekarang dapat menindaklanjuti ancaman untuk memicu pengembalian semua sanksi PBB terhadap Iran menggunakan ketentuan dalam kesepakatan nuklir, yang dikenal sebagai Snapback. 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×