kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Persyaratan Lisensi Impor Elektronik oleh India Akan Tekan Aple dan Samsung


Jumat, 04 Agustus 2023 / 15:59 WIB
Persyaratan Lisensi Impor Elektronik oleh India Akan Tekan Aple dan Samsung
ILUSTRASI. Pemerintah India akan memberlakukan persyaratan lisensi untuk impor peralatan elektronik dari negara lain yang masuk ke negara tersebut.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Pemerintah India akan memberlakukan persyaratan lisensi untuk impor peralatan elektronik dari negara lain yang masuk ke negara tersebut. Pasalnya Pemerintah India ingin mendorong produksi manufaktur elektronik dalam negeri dan membatasi produk gagal .

Dikutip dari Reuters, aturan ini merupakan lanjutan dari perluasan pembatasan pada produk impor tahun 2020 yang berlaku untuk televisi. Sehingga jika aturan ini berlaku, maka akan ada pembatasan-pembatasan pada impor barang elektronik dengan mewajibkan lisensi khusus untuk impor laptop, tablet dan komputer.

Hal ini kemudian dapat memaksa perusahaan seperti Aplle, Dell, dan Samsung untuk memproduksi barang mereka di India.

Akibat dari aturan baru tersebut, nantinya bisa berdampak pada perizinan yang lama bagi perusahaan-perusahaan asing yang memiliki pabrik di India untuk mengimpor produk model baru mereka yang diluncurkan.

Tercatat impor elektronik India yang meliputi laptop, tablet dan komputer pribadi mencapai US$ 19,7 miliar per Juni, jumlah ni naik 6,25% yoy dari tahun lalu.

Baca Juga: India Membatasi Impor Laptop, Tablet hingga Server, Ada Apa?

Sementara itu menurut riset Counterpoint, proyeksi pasar laptop dan komputer pribadi di India bernilai US$ 8 miliar per tahunnya, dengan dua pertiga komposisinya berasal dari impor. Sehingga, menurut pandangan ekonom Emkay Global, Madhavi Arora, Pemeirntah India menginginkan subtitusi barang-barang yang banyak diimpor tersebut dapat dipenuhi dari produksi lokal.

Apple, Dell, Samsung, Acer, LG Electronics, Lenovo dan HP Inc, menjadi pemain utama segmen laptop di pasar India. Dan mereka diizinkan untuk mengimpor tanpa lisensi hingga batas waktu 31 Agustus 2023.

Kebijakan tersebut diperkirakan menguntungkan produsen kontrak Dizon Techonologies, dan membuat sahamnya naik lebih dari 7%.

Mantan Direktur Jenderal di Badan Industri Elektronik MAIT, Ali Akhtar Jafri menyatakan kebijakan tersebut akan mendorong manufaktur India untuk meningkatkan produksinya.

Pemerintah India sendiri telah memperpanjang tenggat waktu bagi perusahaan-perusahaan untuk mengajukan skema insentif senilai US$ 2 miliar untuk menarik investasi di bidang manufaktur perangkat keras TI.

Skema ini merupakan kunci dari ambisi India untuk menjadi pembangkit tenaga listrik dalam rantai pasokan elektronik global, dengan target produksi tahunan senilai US$ 300 miliar pada tahun 2026.

Sebelumnya pemerintah India telah memberlakukan tarif tinggi untuk produk-produk impor seperti ponsel untuk mengkatalisasi produksi dalam negeri.

Selain mendorong manufaktur lokal, kebijakan aturan lisensi untuk impor tersebut bertujuan untuk membatasi impor pasokan dari Cina, karena adanya masalah keamanan dari produk-produk tersebut.

Sehingga kebijakan pembatasan ini akan membantu India untuk mengimpor perangkat keras yang hanya berasal dari "mitra tepercaya".

Pasalnya, setengah dari barang-barang illegal yang beredar di India berasal dari Cina, yang mana hubungan kedua negara tersebut sudah memburuk sejak terjadinya bentrokan perbatasan pada tahun 2020 lalu, yang menyebabkan beberapa langkah anti-Cina untuk mengekang investasi dan perdagangan dari negara tetangga India ini.

Baca Juga: China Stop Ekspor Bahan Baku Semikonduktor, Bagaimana Nasib Industri Otomotif RI?


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×