Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
BEIJING. Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV 2010 terus melaju. Data Biro Statistik China menunjukkan, pertumbuhan Negeri Panda tersebut mencapai 9,8% seiring melonjaknya produksi industri dan penjualan ritel.
Otomatis, kondisi tersebut membuat pasar saham di Asia hingga Eropa dilanda aksi jual. Pasar dunia cemas, Pemerintah China akan menaikkan suku bunga acuan dan menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Sekadar tambahan, Shanghai Composite Index anjlok 2,9% sehingga ditutup di level terendah dalam empat bulan terakhir. Sedangkan indeks MSCI Asia Pacific turun 1,3%. Di Frankfurt Stock Exchange, saham Volkswagen AG yang merupakan produsen mobil terbesar Eropa di China anjlok 5%.
Angka pertumbuhan China itu berhasil melampaui estimasi nilai tengah 22 ekonom yang disurvei Bloomberg sebesar 9,4%. Sementara itu, data indeks harga konsumen turun menjadi 4,6% pada Desember. Sebelumnya, Citigroup Inc dan Credit Suisse Group AG memprediksi, tingkat inflasi China kemungkinan akan melonjak mencapai 6% pada paruh pertama 2011.
"Jika perekonomian terus tumbuh pada level saat ini, maka tingkat inflasinya harus tetap diwaspadai," jelas Liu Li-Gang, ekonom Australia and New Zealand Banking Group Ltd.
Sementara itu, sejumlah ekonom juga meramal, China kemungkinan besar akan membuka pintu untuk penguatan yuan lebih besar lagi. Langkah ini penting untuk menghambat kenaikan harga dan meredakan ketegangan perdagangan dengan AS.