kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi China melambat, pelonggaran kebijakan diperlukan


Kamis, 15 Juli 2021 / 17:56 WIB
Pertumbuhan ekonomi China melambat, pelonggaran kebijakan diperlukan
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi China melambat dan hanya tumbuh 7,9% pada kuartal II tahun ini.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pertumbuhan ekonomi China melambat dan hanya tumbuh 7,9% pada kuartal II tahun ini. Ekspetasi ekonom bahwa pertumbuhan China akan mencapai 8,1% gagal diraih karena biaya bahan baku yang tinggi dan wabah covid-19 yang meningkat dengan varian baru.

Padahal, di kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi China tampak sudah pulih dengan rekor pertumbuhan 18,3%. Oleh karena itu, perlambatan ini menyebabkan investor berharap adanya pelonggaran kebijakan.

Penjualan ritel dan output industri di China tumbuh lebih lambat di bulan Juni 2021 karena terseret penurunan tajam dalam produksi kendaraan bermotor. Data Biro Statistik Nasional (NBS) juga menunjukkan adanya pendinginan di pasar perumahan China yang selama ini menjadi mesin utama pertumbuhan.

Meski demikian, data aktivitas ekonomi di bulan Juni masih mengalahkan ekspektasi. Hal tersebut menambah kelegaan setelah bank sentral mengumumkan pelonggaran kebijakan pekan lalu kepada investor yang khawatir tentang perlambatan.

Baca Juga: Kegiatan ekspor-impor menguat, perekonomian China menunjukkan tanda perbaikan

“Kekhawatiran kami yang lebih besar adalah pemulihan yang tidak merata yang telah kami lihat sejauh ini dan bagi China pemulihan konsumsi domestik sangat penting. Penjualan ritel bulan ini cukup kuat dan itu mungkin menghilangkan beberapa kekhawatiran." ujar ekonom UOB Woei Chen Ho seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/7).

Saat ini, investor sedang mengamati apakah bank sentral beralih ke sikap pelonggaran kebijakan  setelah People's Bank of China (PBOC) mengumumkan pekan lalu akan memotong jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan disaat beberapa bank sentral lain mulai berpikir tentang keluar dari stimulus era pandemi.

Secara triwulanan, PDB China meningkat 1,3% pada periode April-Juni dan mengalahkan ekspektasi yang sebesar 1,2%.

Langkah PBOC, yang merilis sekitar 1 triliun yuan atau setara US$ 154,64 miliar dalam likuiditas jangka panjang untuk mendukung pemulihan datang ketika pembuat kebijakan sebenarnya sedang berusaha menormalkan kebijakan setelah pemulihan ekonomi yang kuat dari krisis virus corona untuk menahan risiko keuangan.

Ini menyoroti tantangan yang akan dihadapi pembuat kebijakan China dalam mengembalikan stimulus era pandemi ketika virus corona terus berkobar di seluruh dunia. Perdana Menteri China Li Keqiang menegaskan pada Senin pekan ini bahwa China tidak akan menggunakan stimulus seperti banjir.

Namun, ekonom dalam jajak pendapat Reuters mengharapkan lebih banyak dukungan stimulus tahun ini, dan memperkirakan penurunan lebih lanjut dalam rasio persyaratan cadangan bank (RRR) pada kuartal keempat.

"Berdasarkan situasi saat ini, jika pembuat kebijakan tidak bertindak, angka PDB di Q4 bisa turun dari kisaran yang wajar karena data dari Q4 lalu bersinar. Saya berharap pemerintah meluncurkan langkah-langkah pelonggaran yang ditargetkan." kata Xing Zhaopeng, ahli strategi senior China di ANZ di Shanghai.

Selanjutnya: Pertumbuhan ekonomi China melambat 7,9% pada kuartal II-2021




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×