Reporter: Edy Can, Bloomberg | Editor: Edy Can
TOKYO. Penguatan nilai tukar yen terhadap dollar Amerika Serikat tak menghalangi pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal ketiga. Pertumbuhan Negeri Sakura ini melejit seiring dengan meningkatnya konsumsi.
Secara tahunan, pendapat domestik bruto (PDB) Jepang mencapai 3,9%. Angka ini melampaui perkiraan para analis yang sebelumnya menduga PDB Jepang hanya sebesar 2,5%.
Konsumsi masyarakat menyumbang 60% PDB Jepang. Yang terbesar belanja rumah tangga untuk pembelian mobil hemat energi. Selain itu, belanja rokok akibat adanya rencana kenaikan cukai.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Jepang diambang kehancuran akibat penguatan nilai tukar yen terhadap dollar Amerika Serikat. Pada 1 November lalu, nilai tukar yen menguat menjadi 80,22 per dollar. Nilai tukar ini tertinggi sejak April 1995.
Nilai tukar yen sendiri hingga pukul 1.48 waktu Tokyo, sebesar 82,72 per dollar Amerika Serikat. Penguatan otot yen ini dikhawatirkan akan melemahkan daya saing ekspor Jepang. Catatan saja, ekspor merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi.
Namun, analis menilai, pertumbuhan Jepang pada kuartal keempat akan melamban. "Akan ada balasan yang besar dari program insentif yang dilakukan pemerintah Jepang," kata Susumu Kato, Chief Economist Credit Agricole CIB and CLSA, Senin (15/11).