Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan turun ke level paling lambat dalam 1 tahun pada kuartal III-2022. Hal tersebut terjadi karena ekspor yang buruk mengimbangi pengeluaran yang tertahan oleh konsumen dan perusahaan.
Kamis (27/10), Bank of Korea (BOK) mengumumkan perkiraan produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan hanya tumbuh 0,3% yang disesuaikan secara musiman secara riil pada kuartal III-2022 dibanding kuartal sebelumnya. Ini menandai pertumbuhan paling lambat sejak kuartal III-2021.
Meskipun tetap berada dalam pertumbuhan positif, rincian angka menunjukkan ekonomi terbesar keempat di Asia itu kehilangan momentum dengan cepat dalam menghadapi permintaan global yang mendingin, gelombang pengetatan kebijakan di seluruh dunia dan inflasi yang tinggi.
Ekspor Korea Selatan menyeret ekonomi turun 1,8% karena impor tumbuh jauh lebih cepat daripada ekspor. Hal tersebut mengimbangi konsumsi swasta yang terpendam dan investasi perusahaan dalam fasilitas produksi setelah sebagian besar pembatasan Covid-19 dihapus.
Baca Juga: Dua Korea di Ambang Perang, Mengapa Kim Jong-un Tiba-tiba Agresif?
Ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan ekonomi Korea Selatan hanya tumbuh 0,1% secara kuartalan pada periode Juli-September 2022. Proyeksi ini melambat dari pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada kuartal II-2022 yang mencapai 0,7%.
Secara tahunan, ekonomi Korea Selatan tumbuh 3,1% pada kuartal III-2022. setelah naik 2,9% pada kuartal II-2022. Dengan posisi ini, maka pertumbuhan ekonomi Korea Selatan untuk tahun ini diproyeksi 2,8%.
Data tersebut muncul di tengah spekulasi pasar bahwa Bank of Korea mungkin mempertimbangkan untuk memperlambat laju pengetatan kebijakan moneter, setelah menaikkan suku bunga kebijakan dengan total 250 basis poin sejak Agustus tahun lalu.
BOK menaikkan suku bunga lebih besar dari biasanya 50 basis poin awal bulan ini dan menandai lebih banyak lagi yang akan datang, tetapi pemungutan suara terpisah mendorong beberapa komentar bahwa bank sentral dapat memoderasi laju pengetatan di masa depan.