Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - HANOI - Ekspor barang dan produksi industri Vietnam pada bulan Juli meningkat pesat dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data pemerintah yang diumumkan pada hari Senin, menunjukkan tanda-tanda percepatan pertumbuhan ekonomi negara Asia Tenggara tersebut.
Kantor Statistik Umum (GSO) mengatakan dalam sebuah laporan, ekspor pada bulan Juli diperkirakan meningkat 19,1% pada bulan Juli dari tahun sebelumnya menjadi $35,92 miliar,
Indeks produksi industri naik 11,2% pada bulan Juli dari tahun sebelumnya, kata GSO.
Vietnam telah berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna memenuhi target pertumbuhan PDB tahun ini sebesar 6,0%-6,5%, dengan pemerintah menjaga pengaturan kebijakan yang akomodatif dan meningkatkan investasi publik.
Baca Juga: Jalan Panjang 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur di Era Presiden Jokowi
"Kami percaya peningkatan yang sedang berlangsung dalam siklus elektronik global akan terus mendukung ekspor dan produksi industri selama sisa tahun ini," kata Oxford Economics dalam sebuah catatan.
Negara ini mencatat pertumbuhan PDB tahunan sebesar 6,93% pada kuartal kedua, naik dari 5,87% pada kuartal pertama.
Oxford Economics memperkirakan pertumbuhan PDB akan mencapai 5,9% tahun ini, dengan suku bunga diskonto bank sentral tetap 3,0%.
Impor pada bulan Juli naik 24,7% dari tahun sebelumnya menjadi $33,80 miliar, menghasilkan surplus perdagangan sebesar $2,12 miliar untuk bulan tersebut, kata GSO.
Baca Juga: IKN dan Transformasi Infrastruktur di Penajam Paser Utara
Kenaikan tajam dalam impor dapat menjadi sinyal kekuatan masa depan dalam produksi industri jika perusahaan mengimpor lebih banyak bahan dan peralatan untuk operasi mereka.
GSO mengatakan harga konsumen pada bulan Juli naik 4,36% dari tahun sebelumnya. Pemerintah telah mengatakan ingin menjaga inflasi di bawah 4,5% tahun ini.
Oxford Economics mengatakan tidak memperkirakan inflasi setahun penuh akan bergerak di atas batas atas target, "meskipun ada risiko kenaikan dalam jangka pendek dari lonjakan kredit yang tiba-tiba pada bulan Juni".