Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) meningkat pada Februari, tetapi tingkat pengangguran juga naik menjadi 4,1%.
Meski pasar tenaga kerja masih menunjukkan ketahanan, ketidakpastian kebijakan perdagangan dan pemotongan besar anggaran pemerintah federal dapat melemahkan pertumbuhan di bulan-bulan mendatang.
Baca Juga: Hubungan dengan AS Makin Mesra, Rusia Tunjuk Diplomat Kawakan sebagai Dubes Amerika
Berdasarkan laporan ketenagakerjaan yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (7/3), jumlah pekerjaan non-pertanian bertambah sebanyak 151.000 pada Februari, setelah mengalami revisi turun menjadi 125.000 pada Januari.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pertumbuhan lapangan kerja sebesar 160.000, lebih rendah dari laporan sebelumnya yang menyebut kenaikan Januari mencapai 143.000. Perkiraan berkisar antara 30.000 hingga 300.000 pekerjaan.
Kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,1% dari sebelumnya 4,0% di Januari.
Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan
Laporan ini merupakan yang pertama di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Para ekonom mencatat bahwa kebijakan perdagangan yang berubah-ubah dari Trump menyulitkan dunia usaha dalam merencanakan langkah ke depan.
Kepercayaan bisnis dan konsumen anjlok sejak Januari, menghapus seluruh kenaikan yang terjadi setelah kemenangan Trump dalam pemilu November lalu.
Baca Juga: China Menyatakan Siap Berperang dengan Amerika
Pasar saham juga tertekan. Ketiga indeks utama di Wall Street mencatat kinerja negatif sepanjang tahun ini, dengan Nasdaq Composite memasuki wilayah koreksi sejak mencapai puncaknya pada Desember lalu.
Trump memicu perang dagang pekan ini dengan menerapkan tarif baru sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada, serta menggandakan bea masuk barang dari Tiongkok menjadi 20%.
Namun, pada Kamis, ia mengecualikan barang-barang dari Kanada dan Meksiko dari tarif 25% untuk sementara selama satu bulan di bawah perjanjian dagang Amerika Utara.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pegawai kontrak pemerintah oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin oleh miliarder teknologi Elon Musk belum tercermin dalam laporan ketenagakerjaan, karena sebagian besar pemangkasan terjadi di luar periode survei.
Namun, pembekuan perekrutan dan pemangkasan anggaran telah memperlambat pertumbuhan tenaga kerja pemerintah, yang selama ini menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan lapangan kerja.
Baca Juga: Trump Akan Mencabut Status Hukum 240.000 Warga Ukraina di AS
Dampak lebih besar terhadap sektor pemerintahan diperkirakan akan terlihat dalam laporan Maret.
Selain itu, penghentian pendanaan pemerintah secara sporadis telah berdampak pada kontraktor dan pegawai di lembaga yang bergantung pada hibah federal.
Dengan sebagian besar kenaikan pekerjaan terjadi di sektor berupah rendah seperti pariwisata dan perhotelan, kondisi ini bisa memperburuk apa yang oleh beberapa ekonom disebut sebagai "resesi pekerja kantoran".
Dampak terhadap Perekonomian dan Kebijakan The Fed
Saat ini, pasar tenaga kerja masih menjadi penopang ekonomi AS, yang terus tumbuh meskipun dalam laju yang moderat.
Penurunan belanja konsumen, perlambatan sektor perumahan, serta lonjakan defisit perdagangan akibat tarif, membuat banyak ekonom memangkas perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama menjadi di bawah 1,5% dari sebelumnya sekitar 2,0%.
Baca Juga: Trump Hentikan Pembagian Intelijen AS ke Ukraina, Tekanan Diplomasi Meningkat
The Fed Bank of Atlanta bahkan memperkirakan ekonomi AS akan menyusut sebesar 2,4% pada kuartal pertama.
Pada kuartal keempat 2024, ekonomi AS tumbuh dengan laju 2,3%. Ketahanan pasar tenaga kerja dapat memberi The Fed lebih banyak waktu untuk mempertahankan suku bunga sebelum memutuskan langkah selanjutnya.
The Fed mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25%-4,50% pada Januari, setelah memangkasnya sebesar 100 basis poin sejak September lalu sebagai bagian dari siklus pelonggaran kebijakan moneter.
Sebelumnya, bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 5,25 poin persentase sepanjang 2022 dan 2023 untuk menekan inflasi.