Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - LIMA. Pemerintah Peru mengumumkan keadaan darurat di ibu kota Lima pada Senin (17/3) dan mengerahkan tentara ke jalanan untuk meredam lonjakan kekerasan yang baru-baru ini menewaskan seorang penyanyi terkenal.
Kematian musisi cumbia terkenal, Paul Flores pada Minggu (16/3) pagi memicu kemarahan publik setelah bus yang ditumpanginya ditembaki oleh orang-orang bersenjata tak dikenal. Polisi mengonfirmasi bahwa Flores tewas akibat luka tembak.
Baca Juga: Masuk Putaran Ke-3, Perundingan Indonesia-Peru CEPA Mulai Bahas Akses Pasar
Lonjakan kriminalitas, termasuk meningkatnya kasus pemerasan, mendorong Presiden Dina Boluarte untuk menyatakan keinginannya agar pelaku pembunuhan dihukum mati, meskipun hukum Peru hanya mengizinkan eksekusi untuk kasus pengkhianatan negara.
Dekrit darurat selama 30 hari ini berlaku di Lima dan provinsi Callao yang berdekatan, memberikan otoritas tambahan kepada aparat untuk menggunakan militer dalam memberantas kejahatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Peru berulang kali menetapkan keadaan darurat setiap kali terjadi lonjakan kejahatan atau kerusuhan sosial.
Langkah ini diambil setelah berminggu-minggu meningkatnya aksi kekerasan oleh kelompok kriminal, yang kerap menyasar bisnis, termasuk perusahaan transportasi, meskipun pihak berwenang telah mengklaim keberhasilan dalam menangkap anggota geng kriminal.