Sumber: Forbes | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bila Anda pecinta kopi sejati, mungkin ini akan menjadi kabar buruk. Pasalnya sebagian spesies tanaman kopi terancam punah akibat perubahan iklim.
Seperti dilansir dari Forbes.com, sebuah studi yang dipublikasikan di Science Advances baru-baru ini menemukan bahwa lebih dari setengah dari total spesies kopi liar di seluruh dunia dalam bahaya kepunahan.
Studi tersebut menemukan bahwa 60% spesies kopi liar yang terancam pihah ini termasuk di dalamnya dari spesies Arabika. Kopi jenis ini merupakan yang paling populer dibudidayakan dan menyumbang 60% dari produksi kopi global.
Mayoritas spesies kopi liar secara global ditemukan di Afrika dan Madagaskar, di mana penggundulan hutan, perambahan manusia dan penyakit tanaman semakin menyulitkan tanaman kopi liar untuk tumbuh.
Memang masih ada spesies kopi yang populer dibudidayakan secara massal di seluruh dunia. Tapi potensi kepunahan untuk spesies kopi liar ini bisa menyebabkan masalah serius pada masa depan bisnis kopi.
Dua spesies kopi utama yang banyak diminum di seluruh dunia adalah Coffea Arabica dan Coffea Canephora. Namun, kopi Arabika sulit untuk dibudidayakan dan membutuhkan kondisi khusus untuk berkembang. Kebutuhan akan kondisi tanah dan suhu dingin berarti membuat kopi yang tumbuh di pegunungan ini rentan terhadap terhadap kondisi iklim lokal.
Kepunahan spesies liar Arabika dapat menyebabkan banyak masalah dalam beberapa dekade mendatang. Karena spesies itu akan dibutuhkan untuk membantu mengembangkan produk kopi budidaya yang lebih tahan penyakit dan lebih kebal terhadap kondisi iklim.
Berkurangnya kopi liar dapat menyebabkan hasil panen turun dalam jangka panjang dan menghambat kemampuan industri kopi untuk menyediakan jenis dan cita rasa kopi baru.
Ethiopia bisa menjadi negara sangat terpukul oleh kepunahan spesies kopi. Meski negara Afrika ini hanya menyumbang 3% dari produksi kopi global, namun Ethiopia mengandalkan kopi untuk memenuhi 60% dari pendapatan ekspornya. Selain itu, industri kopi di Ethiopia juga jadi ladang pekerjaan bagi 15 juta orang penduduknya.
Sebagian besar ahli sepakat bahwa masa depan kopi secara signifikan berisiko karena perubahan iklim. Diperkirakan bahwa 50% lahan yang digunakan untuk menanam kopi tidak akan bisa ditanami lagi pada tahun 2100.
Lalu apa artinya untuk kopi yang Anda minum setiap hari? Penting untuk dicatat bahwa lebih dari 80% petani kopi berasal dari kalangan petani miskin di negara-negara yang masih kurang berkembang.
Dengan potensi kesulitan yang ada akibat perubahan iklim, mereka akan dihadapkan pada penurunan hasil panen atau peningkatan biaya untuk membeli pestisida. Pada akhirnya, kualitas dan produksi kopi akan menurun.
Tak cuma sepesies tanaman kopi, kualitas kopi juga terancam pemanasan global. Kopi sangat rentan terhadap perubahan suhu. Perubahan suhu beberapa derajat saja akan mengurangi kualitas kopi Arabika secara signifikan.
Akhirnya industri kopi yang di Amerika Serikat saja memiliki dampak ekonomi lebih dari US$ 200 miliar per tahun, akan menghadapi tantangan yang signifikan di masa depan. Peminum kopi mungkin dihadapkan pada harga kopi yang lebih mahal atau mencicipi kopi yang lebih buruk karena perubahan iklim terus membebani tanaman yang rentan ini.