Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengadakan pertemuan kedua dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada akhir Februari. Meski begitu, pihak AS masih akan mempertahankan sanksi ekonomi terhadap Pyongyang.
Pengumuman tersebut datang di tengah kesibukan Washington menerima kunjungan Kim Yong Chol yang seorang mantan kepala mata-mata garis keras sebagai utusan Kim Jong Un. Kunjungan itu pun menandai tanda-tanda upaya denuklirisasi yang telah mandek sejak pertemuan antara Trump dan Kim di Singapura pada 12 Juni tahun lalu.
"Presiden Donald J. Trump bertemu dengan Kim Yong Chol selama satu setengah jam untuk membahas denuklirisasi dan pertemuan puncak kedua, yang akan berlangsung menjelang akhir Februari," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders seperti dikutip Reuters.
Lokasi pertemuan kedua memang belum ditentukan. Namun ada berberapa tempat yang dinilai sebagai kandidat kuat tuan rumah. Mulai dari Vietnam, Bangkok, Hawaii, atau Singapura lagi.
Walaupun kesepakatan untuk mengadakan pertemuan kedua telah diumumkan, namun belum ada indikasi mengendurnya kesepakatan atas permintaan AS bahwa Korea Utara harus meninggalkan program senjata nuklir dan tuntutan Pyongyang agar Amerika mencabut sanksinya.
Sanders mengatakan bahwa pembicaraan Trump dengan utusan Korea Utara tersebut berjalan produktif. Tetapi di saat yang sama ia menambahkan bahwa Amerika Serikat akan terus menjaga tekanan dan sanksi terhadap Korea Utara.
Sementara itu Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengatakan pihaknya memperkirakan KTT mendatang akan menjadi titik balik untuk meletakkan pondasi bagi perdamaian abadi di semenanjung Korea.
"Korea Selatan akan bekerja dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk mencapai hasil konkret dan praktis menuju denuklirisasi lengkap dan perdamaian abadi melalui Korea Utara-AS, ”kata juru bicara kepresidenan Kim Eui-kyeom dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Korea Selatan juga akan memperluas dialog dengan negara tetangganya untuk membantu pertemuan yang sukses antara Trump dan Kim.
Sebelumnya pada pertemuan pertama hanya menghasilkan komitmen samar oleh Kim Jong Un untuk bekerja menuju denuklirisasi semenanjung Korea, tetapi dia belum mengambil langkah yang dinilai Washington cukup konkret. Namun demikian, baik Kim maupun Trump telah menyatakan minatnya untuk mengatur pertemuan kedua.