kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Perusahaan Barang Mewah Tak Lagi Wah


Minggu, 08 September 2024 / 23:13 WIB
Perusahaan Barang Mewah Tak Lagi Wah
ILUSTRASI. A logo of Louis Vuitton is displayed on a Louis Vuitton store on the Champs-Elysees avenue in Paris, France, March 30, 2024. REUTERS/Gonzalo Fuentes


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Minat belanja konsumen yang mulai menurun membuat kinerja perusahaan barang mewah ikut merosot. Akibatnya saham perusahaan barang mewah seperti Kering, LVMH, Burberry dan lainnya anjlok. Pesona saham barang mewah diperkirakan tak lagi bersinar. 

Kemerosotan ekonomi China membuat pesona saham perusahaan barang mewah Eropa anjlok. Selama beberapa bulan, nilai pasar perusahaan barang mewah Eropa telah hilang hampir seperempat triliun dolar. Padahal perusahaan ini disebut sebagai jawaban bagi Eropa untuk melawan perusahaan teknologi raksasa  AS. 

Yang lebih buruk, orang kaya China yang semula berbondong-bondong mendatangi butik kelas atas di Paris, Milan, dan Hong Kong tidak akan kembali karena selera mereka akan barang mahal telah padam oleh kemerosotan ekonomi. "Tahun ini lebih bergejolak dan lebih menyakitkan karena terjadi setelah pertumbuhan yang berlebihan ini," kata Flavio Cereda, manajer investasi GAM UK Ltd. Setelah pandemi konsumen terbebas dari karantina berfoya-foya untuk berbelanja dan bepergian.

Baca Juga: Begini Prospek Kinerja Emiten Kawasan Industri Jika Realisasi Investasi Sesuai Target

Burberry Group Plc bahkan telah dikeluarkan dari indeks saham FTSE 100 London dan nilai pasarnya turun 70% dalam setahun terakhir. 

Kering SA dan Hugo Boss AG, pemilik Gucci juga menjadi terpukul dan kehilangan hampir setengah nilai mereka dalam setahun terakhir. Kering yang pernah menjadi 10 saham teratas dalam indeks CAC 40 Prancis, kini berada di peringkat ke-23. Sementara raksasa industri LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE, yang merupakan perusahaan terbesar di Eropa berdasarkan kapitalisasi pasar setahun lalu, telah merosot ke posisi kedua.

Deflasi belanja pascapandemi terlihat jelas dalam laporan laba baru-baru ini. Kering, Burberry, dan Hugo Boss memangkas proyeksi laba, sementara pendapatan LVMH secara triwulanan di unit barang kulit hanya tumbuh 1%, dibandingkan tahun sebelumnya naik 21%. Hanya merek yang melayani orang sangat kaya, seperti Hermes International SCA dan Brunello Cucinelli kinerjanya masih tumbuh. 

Analis UBS Zuzanna Pusz memperkirakan, prospek sektor barang mewah masih akan melambat dalam waktu lama. "Dengan memangkas estimasi pertumbuhan penjualan organik pada 2025 dan paruh kedua tahun 2024, industri ini tampaknya memasuki siklusnya sendiri, setelah mengalami peningkatan tinggi," kata dia. 

Baca Juga: Ingin Bebas Finansial dan Tak Bekerja Lagi? 10 Aset Ini Layak Jadi Pilihan

Beberapa perusahaan juga telah memangkas jumlah gerai yang mereka miliki. Tiffany & Co, merek perhiasan premium milik LVMH mengurangi setengah ukuran gerai utamanya di Shanghai. Mal-mal mewah di Hong Kong, yang dulunya menarik minat orang China yang gemar berbelanja kini hampir kosong. Dan di Swiss, para pembuat jam tangan mencari bantuan negara untuk mengatasi penurunan ekspor.

Banyak analis sependapat dengan Pusz yang memangkas estimasi laba dan harga saham. Ashley Wallace dari Bank of America Corp. mengatakan ekspektasi konsensus untuk paruh kedua tahun ini mungkin terlalu tinggi, sementara Edouard Aubin dari Morgan Stanley menyebut LVMH dan Richemont sebagai pihak yang sangat rentan terhadap perlambatan ekonomi China, sehingga mengurangi target sahamnya untuk kedua perusahaan tersebut.

Namun sebagian orang valuasi saham saat ini sedikit lebih masuk akal. MSCI Europe Textiles Apparel & Luxury Goods Index masih diperdagangkan dengan premi yang lumayan besar terhadap tolok ukur MSCI Europe, indeks tersebut jauh dari level masa kejayaan pada tahun 2021.

"Sektor ini jelas memiliki keunggulan kompetitif dalam jangka panjang, jadi siklus penurunan mungkin merupakan waktu terbaik untuk berinvestasi," kata analis Morningstar Jelena Sokolova. Ia menyebut Kering cukup menarik karena memiliki merek yang kuat. 

Namun, Cereda dari GAM lebih menyukai merek mewah kelas atas seperti Hermes.    

Baca Juga: Begini Prospek Kinerja Emiten Kawasan Industri Jika Realisasi Investasi Sesuai Target



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×