Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pesanan mesin inti Jepang turun untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan Agustus. Penurunan ini menunjukkan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global dan pemulihan Tiongkok yang goyah mungkin mengganggu selera perusahaan untuk melakukan investasi baru.
Pesanan inti, rangkaian data yang sangat fluktuatif yang dianggap sebagai barometer belanja modal dalam enam hingga sembilan bulan mendatang, turun 0,5% pada bulan Agustus dari bulan sebelumnya.
Data Kantor Kabinet yang dirilis hari Kamis (12/10) ini turun lebih besar ketimbang perkiraan median pertumbuhan 0,4% oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Berdasarkan data tahunan, pesanan inti, tidak termasuk jumlah yang bergejolak dari pengiriman dan utilitas listrik, turun 7,7% pada bulan Agustus. Angka tersebut dibandingkan dengan perkiraan penurunan sebesar 7,3%.
Pemerintah tetap berpandangan bahwa pesanan mesin sedang terhenti.
Baca Juga: Palestina vs Israel Makin Panas, Harga Emas Akan Sampai Level Berapa?
Berdasarkan sektor, pesanan dari produsen naik 2,2% di bulan Agustus dibandingkan bulan sebelumnya. Pesanan dari produsen, pulih dari penurunan 5,3% di bulan Juli disokong kenaikan pesanan dari industri seperti produk kimia dan otomotif.
Permintaan dari sektor jasa turun 3,8% setelah naik 1,3% di bulan sebelumnya, karena penurunan pesanan dari sektor keuangan dan asuransi.
Belanja modal merupakan salah satu pendorong utama bagi perekonomian terbesar ketiga di dunia dan indikator utama kepercayaan dunia usaha.
Semangat bisnis di perusahaan-perusahaan manufaktur besar Jepang melemah pada bulan Oktober, meskipun sentimen sektor jasa sedikit meningkat, menurut jajak pendapat Reuters Tankan pada hari Rabu. Permintaan domestik yang optimistis membantu mengimbangi pukulan terhadap perekonomian akibat hambatan global.
Baca Juga: USD dan JPY Dilirik saat Konflik Israel – Palestina Makin Membara
Pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida akan menyusun paket stimulus ekonomi baru bulan ini untuk membantu rumah tangga mengatasi dampak kenaikan harga dan meningkatkan upah.
Paket ini akan mencakup langkah-langkah untuk melindungi masyarakat dari inflasi yang disebabkan oleh biaya, mendukung pertumbuhan upah, dan pendapatan yang berkelanjutan serta mendorong investasi dalam negeri untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Perekonomian Jepang tumbuh kurang dari perkiraan semula pada bulan April-Juni dengan menurunnya belanja modal dan konsumsi swasta. Data yang lemah ini menggarisbawahi rapuhnya pemulihan negara tersebut setelah pandemi.