Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat
Iran membantah selama berhari-hari setelah insiden kecelakaan pesawat pada Rabu lalu. Seorang komandan Pengawal Revolusi pada Sabtu mengatakan dia telah memberitahu pihak berwenang tentang serangan rudal yang tidak disengaja pada hari itu terjadi dan mengenai pesawat Ukraina.
Kepemimpinan Iran terakhir kali menghadapi protes massal pada November tahun lalu menyusul kenaikan harga bensin.
Pemerintah-pemerintah asing mengecam tindakan Iran atas insiden yang membuat celaka tersebut. Ukraina menuntut kompensasi dan seorang pejabat Amerika Serikat menyebut tindakan Iran itu "gegabah".
Baca Juga: Iran mengaku sangat menyesal tembak jatuh pesawat Ukraina
Inggris mengatakan pengakuan Teheran adalah langkah pertama yang penting dan mendesak pengurangan ketegangan.
Pemimpin tertinggi Khamenei, sampai sekarang masih diam tentang kecelakaan pesawat tersebut. Ia hanya mengatakan informasi harus dipublikasikan, sementara para pejabat tinggi dan militer mengeluarkan permintaan maaf.
Kecelakaan pesawat itu makin meningkatkan tekanan internasional terhadap Iran setelah berbulan-bulan berselisih dengan Amerika Serikat (AS).
Sebuah serangan pesawat tak berawak AS menewaskan seorang komandan militer Iran di Irak pada 3 Januari 2020. Tindakan AS itu mendorong Teheran untuk membalas dan menembakkan rudak ke pangkalan militer AS di Irak pada Rabu lalu.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, dalam langkah yang jarang, meminta maaf dan menerima tanggung jawab penuh atas kecelakaan pesawat.
Komandan Pengawal Senior Amir Ali Hajizadeh mengatakan dia telah memberi tahu pihak berwenang Iran tentang insiden yang tidak disengaja tersebut.
Berbicara di televisi pemerintah, Amir mengatakan dia berharap dia "bisa mati" ketika dia mendengar berita tentang kejadian itu.
Baca Juga: Akhirnya, Iran akui tentaranya tembak jatuh pesawat penumpang Ukraina
Ukraina menuntut permintaan maaf dan kompensasi resmi. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyerukan "penyelidikan lengkap dan menyeluruh" dengan kerja sama penuh Iran.