kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pesawat ditembak rudal, warga Iran unjuk rasa tuntut Pemimpin Iran mundur


Minggu, 12 Januari 2020 / 07:17 WIB
Pesawat ditembak rudal, warga Iran unjuk rasa tuntut Pemimpin Iran mundur
ILUSTRASI. Pesawat Ukraina yang jatuh ditembak rudal Iran. Sekelompok warga Iran melakukan unjuk rasa menuntut Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mundur.


Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Sekelompok warga Iran melakukan unjuk rasa menuntut Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mundur setelah Iran mengakui militernya secara keliru menembak jatuh sebuah pesawat sipil Ukraina dan menewaskan semua 176 orang penumpangnya.

"Panglima Tertinggi (Khamenei) mengundurkan diri, mengundurkan diri," demikian video yang diposting di Twitter yang menunjukkan ratusan orang berteriak di depan Universitas Amir Kabir di Teheran pada Sabtu (11/1) seperti dilaporkan Al Jazeera.

Baca Juga: Ini penguasa baru Oman pengganti Sultan Qaboos yang mangkat

Komentar yang lain di Twitter bertanya mengapa pesawat diizinkan lepas landas ketika ketegangan di Iran begitu tinggi.

Kantor berita Iran Fars melaporkan, polisi Iran membubarkan para siswa yang meneriakkan slogan-slogan "radikal" selama unjuk ras di Teheran.

Para siswa meneriakkan slogan-slogan yang mengecam "pembohong" dan menuntut pengunduran diri dan menuntut mereka yang bertanggung jawab terhadap jatuhnya pesawat Ukraina itu dan yang diduga menutupi tindakan kecelakaan tersebut.

Fars melaporkan para mahasiswa yang memprotes meneriakkan slogan-slogan "destruktif" dan "radikal".

Baca Juga: Iran memberikan penjelasan lengkap setelah mengakui menembak jatuh pesawat Ukraina

Sebelumnya pada Sabtu (11/1), Iran mengakui militernya telah menembak jatuh pesawat Ukraina dan menyebut itu sebagai "kesalahan besar".

Militer Iran mengklaim pertahanan udara ditembakkan secara keliru selama peringatan yang diberlakukan setelah rudal Iran menyerang sasaran AS di Irak.

Iran membantah selama berhari-hari setelah insiden kecelakaan pesawat pada Rabu lalu. Seorang komandan Pengawal Revolusi pada Sabtu mengatakan dia telah memberitahu pihak berwenang tentang serangan rudal yang tidak disengaja pada hari itu terjadi dan mengenai pesawat Ukraina.

Kepemimpinan Iran terakhir kali menghadapi protes massal pada November tahun lalu menyusul kenaikan harga bensin.

Pemerintah-pemerintah asing mengecam tindakan Iran atas insiden yang membuat celaka tersebut. Ukraina menuntut kompensasi dan seorang pejabat Amerika Serikat menyebut tindakan Iran itu "gegabah".

Baca Juga: Iran mengaku sangat menyesal tembak jatuh pesawat Ukraina

Inggris mengatakan pengakuan Teheran adalah langkah pertama yang penting dan mendesak pengurangan ketegangan.

Pemimpin tertinggi Khamenei, sampai sekarang masih diam tentang kecelakaan pesawat tersebut. Ia hanya mengatakan informasi harus dipublikasikan, sementara para pejabat tinggi dan militer mengeluarkan permintaan maaf.

Kecelakaan pesawat itu makin meningkatkan tekanan internasional terhadap Iran setelah berbulan-bulan berselisih dengan Amerika Serikat (AS).

Sebuah serangan pesawat tak berawak AS menewaskan seorang komandan militer Iran di Irak pada 3 Januari 2020. Tindakan AS itu mendorong Teheran untuk membalas dan menembakkan rudak ke pangkalan militer AS di Irak pada Rabu lalu.

Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, dalam langkah yang jarang, meminta maaf dan menerima tanggung jawab penuh atas kecelakaan pesawat.

Komandan Pengawal Senior Amir Ali Hajizadeh mengatakan dia telah memberi tahu pihak berwenang Iran tentang insiden yang tidak disengaja tersebut.

Berbicara di televisi pemerintah, Amir mengatakan dia berharap dia "bisa mati" ketika dia mendengar berita tentang kejadian itu.

Baca Juga: Akhirnya, Iran akui tentaranya tembak jatuh pesawat penumpang Ukraina

Ukraina menuntut permintaan maaf dan kompensasi resmi. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyerukan "penyelidikan lengkap dan menyeluruh" dengan kerja sama penuh Iran.




TERBARU

[X]
×