Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan farmasi mereguk untung dari penjualan vaksin Covid-19. Penjualan vaksin diperkirakan akan semakin meningkat seiring peningkatan pengiriman vaksin ke seluruh dunia.
Pfizer Inc bahkan telah menaikkan target penjualan vaksin tahun ini menjadi US$ 33,5 miliar (sekitar Rp 482 triliun) atau tumbuh 29% secara tahunan (year on year/YoY). Perusahaan ini yakin pengiriman akan semakin meningkat karena orang akan membutuhkan suntikan dosis ketiga guna memperkuat pertahanan melawan virus Covid-19. Pada kuartal II, penjualan Pfizer mencapai US$ 5,6 miliar atau melonjak 59% YoY.
Perusahaan farmasi ini bisa mengajukan permohonan darurat penggunaan darurat suntikan ketiga atau dosis booster tersebut ke otoritas pada awal Agustus. Data menunjukkan bahwa dosis ketiga menghasilkan antibodi pada anak muda lima kali lebih tinggi dari dua dosis pertama dalam menghadapi varian virus delta yang lebih mudah menular. Sedangkan pada orang dewasa, bisa menghasilkan antibodi 11 kali lebih tinggi dari dosis sebelumnya.
Baca Juga: Tindakan keras China bikin nilai pasar perusahaan teknologi tergerus
Dengan kenaikan target penjualan itu, Pfizer juga meningkatkan target laba tahun ini menjadi sekitar US$ 3,95 hingga US$ 4,05 per saham. Sebelumnya, proyeksinya hanya sebesar US$3,55 -US$3,65.
"Secara keseluruhan, saya pikir dosis ketiga akan sangat meningkatkan perlindungan terhadap infeksi, penyakit ringan sedang, dan mengurangi penyebaran virus," kata Chief Scientific Officer Pfizzer Mikael Dolsten dikutip Reuters, Kamis (29/7).
Dia menambahkan, data sudah menunjukkan tingkat antibodi dapat naik hingga 100 kali lipat jika dibandingkan dengan tingkat sebelum dosis ketiga. Perusahaan juga memposting studi yang menunjukkan bahwa kemanjuran vaksin menurun dari waktu ke waktu. Efektivitasnya telah turun menjadi sekitar 84% dari puncak 96% empat bulan setelah peserta menerima dosis kedua.
Keputusan Pfizer awal bulan ini untuk meminta otorisasi untuk dosis ketiga menuai kritik dari regulator kesehatan AS, yang mengatakan belum ada cukup data untuk menunjukkan suntikan booster diperlukan. Para ilmuwan dari badan kesehatan AS sejak itu telah membahas dosis tambahan untuk orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.
Sementara itu, miliaran orang di negara lain masih menunggu suntikan Covid-19 pertama.
Baca Juga: China gelar latihan militer di Laut China Selatan, sambut kapal induk Inggris
Bahkan tanpa booster, perkiraan penjualan 2021 perusahaan diperkirakan akan bergerak lebih tinggi karena hanya menyumbang 2,1 miliar dosis yang telah berkomitmen untuk negara-negara dari 3 miliar yang direncanakan untuk dibuat tahun ini.
Pfizer mengatakan telah mengirimkan lebih dari 1 miliar dosis vaksin sejak Desember. Produsen obat AS mencatat sebagian besar penjualan gabungan dari vaksin, dan membagi biaya dan keuntungan 50-50 dengan mitra Jermannya.
Pfizer, yang produksinya disahkan di Amerika Serikat, Eropa, dan kawasan lain di seluruh dunia pada Desember 2020, telah memenangkan pesanan baru karena pesaing seperti AstraZeneca Plc dan Johnson & Johnson menghadapi rintangan manufaktur dan keselamatan.
Pfizer juga bersaing dengan pembuat vaksin mRNA AS Moderna Inc, yang belum mampu meningkatkan produksi secepat saingannya yang jauh lebih besar. J&J pekan lalu memperkirakan penjualan vaksin Covid-19 setahun penuh sebesar $2,5 miliar, sementara Moderna memperkirakan $19,2 miliar.