Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Pfizer berencana untuk melanjutkan uji klinis pil penurun berat badan sekali sehari, danuglipron, tahun ini setelah menghentikan pengembangan versi harian sebelumnya tahun lalu, demikian disampaikan perusahaan pada Kamis.
Obat baru ini merupakan bagian dari generasi kedua pil penurun berat badan yang sedang dikembangkan oleh perusahaan termasuk Eli Lilly dan Novo Nordisk, yang menawarkan dosis yang lebih nyaman dibandingkan suntikan.
Beberapa analis memperkirakan pasar obat penurun berat badan, yang saat ini didominasi oleh Wegovy dari Novo Nordisk dan Zepbound dari Eli Lilly, akan bernilai lebih dari $150 miliar pada awal 2030-an.
Baca Juga: Air Lemon untuk Diet, Bisa Bikin Turun Berat Badan lo
Pfizer tahun lalu mengatakan bahwa mereka fokus pada pengembangan danuglipron setelah menghentikan versi lain dari obat tersebut, yang disebut lotiglipron, karena kekhawatiran keamanan akibat meningkatnya kadar enzim hati pada beberapa pasien.
Saham Pfizer naik 3,7% menjadi $29,30 dalam perdagangan sebelum pasar dibuka. Saham ini ditutup pada harga $28,35 pada hari Rabu, dan telah kehilangan lebih dari setengah nilainya sejak mencapai $61 pada Desember 2021 akibat penurunan tajam penjualan produk COVID-nya dan kekhawatiran investor terhadap pipeline-nya termasuk lotiglipron.
Pada Kamis, Pfizer mengatakan hasil studi awal mendukung dosis harian sekali sehari, tanpa peningkatan enzim hati yang diamati pada lebih dari 1.400 relawan dewasa yang sehat.
Baca Juga: Makan Roti untuk Diet Turun Berat Badan, Intip Cara Pilih dan Konsumsinya!
Penjualan vaksin dan pil COVID-19 Pfizer telah turun drastis dari puncaknya selama pandemi, memberi tekanan pada CEO Albert Bourla untuk mendorong pertumbuhan melalui obat-obatan baru.
Perusahaan pada hari Selasa mengumumkan bahwa kepala ilmuwan, Mikael Dolsten, akan mundur setelah lebih dari 15 tahun bekerja di Pfizer.