Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
PMI akan mendanai transaksi secara tunai dengan target menutup transaksi pada kuartal keempat 2021, sesuai dengan persetujuan dari otoritas setempat. PMI memperkirakan dampak akuisisi pada laba per saham dilusian (diluted EPS) yang disesuaikan untuk tahun 2021 tidak material.
Melalui akuisisi Fertin Pharma, PMI akan mendapatkan keahlian substansial dan tenaga ahli, termasuk 80 ilmuwan untuk pengembangan, formulasi, dan riset produk bebas asap. Hal ini dapat mengakselerasi pertumbuhan di kategori modern oral yang bertumbuh pesat, serta menawarkan pengalaman yang superior bagi konsumen.
Keahlian penghantaran oral Fertin Pharma akan melengkapi keahlian PMI dalam inhalasi yang kemudian dapat diterapkan untuk digunakan dengan tanaman obat (botanicals) yang terbukti secara ilmiah untuk perawatan diri dan solusi meningkatkan kualitas hidup termasuk pada aspek tidur, energi, dan fokus.
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) alihkan bisnis jasa dan sejumlah karyawan ke perusahaan afiliasi
Menurut Jacek, akuisisi Fertin Pharma akan mempercepat tercapainya masa depan bebas asap, memperluas jangkauan dan akses alternatif bebas asap bagi perokok dewasa di seluruh dunia, mempercepat akhir dari produk rokok, serta membangun usaha di luar nikotin yang kuat.
“Saya sangat gembira atas tercapainya kesepakatan ini yang akan memperkaya kemampuan kami serta mendukung tujuan kami pada 2025 untuk meraih lebih dari 50% pendapatan kami dari produk bebas asap dan setidaknya US$ 1 miliar dari produk di luar nikotin,” Jacek menambahkan.
Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis turut menyampaikan optimismenya dalam tercapainya masa depan bebas asap.
“Dengan akuisisi Fertin Pharma, PMI dapat memberikan lebih banyak alternatif yang terbukti secara ilmiah lebih rendah risiko bagi perokok dewasa. Besar harapan kami di Sampoerna untuk dapat memperkenalkan produk bebas asap ke pasar di Indonesia,” tutup Mindaugas.