Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Mesir membuka dua piramida kuno untuk pertama kalinya sejak tahun 1965. Menteri Urusan Barang Antik, Khaled El-Anany mengumumkan pada wartawan bahwa wisatawan dapat mengunjungi piramida bungkuk dan sebuah piramida lainnya yang terletak sekitar 40 kilometer selatan ibu kota Mesir, Kairo.
Piramida bungkuk yang memiliki tinggi 79 meter itu dibangun 2600 tahun sebelum Masehi untuk dinasti keempat Firaun Sneferu. Piramida tersebut tergolong istimewa karena dua ruangan di dalamnya. Kedua piramida yang dibuka untuk umum itu terletak di kerajaan Nekropolis Dashur, bagian dari Nekropolis Memphis.
Baca Juga: Gara-gara demonstrasi, peritel Hong Kong memprediksi omzet bakal jatuh dua digit
Letak keunikan piramida bungkuk ini ada pada desainnya, khususnya sudut kemiringannya yang curam, yaitu 54 derajat pada 49 meter ketinggian pertamanya sebelum akhirnya mengerucut di puncak. Menurut El-Anany, piramida tersebut adalah representasi masa transisi dari desain piramida, antara Piramida Djoser (2.667-2.648 sebelum Masehi) dan piramida Meidum (sekitar 2.600 sebelum Masehi).
Sarkofagus dan Mumi Dipajang
El-Anany juga mengatakan bahwa arkeolog telah menemukan koleksi bebatuan, tanah liat, dan sarkofagus yang terbuat dari kayu, beberapa mengandung mumi dan juga peninggalan tembok kuno. Semua itu bisa dilacak kembali ke masa kerajaan pertengahan yang berkisar 4.000 tahun lalu.
"Beberapa bebatuan, tanah liat dan sarkofagus kayu telah ditemukan dan beberapa mengandung mumi dalam keadaan baik,“ ujar Menteri El-Anany.
Para arkeolog juga memajang koleksi topeng-topeng penguburan dan peralatan pemotong batu dari Periode Akhir Mesir Kuno (664-332 sebelum Masehi). Barang-barang antik tersebut ditemukan tahun lalu di Nekropolis Dashur dalam sebuah penggalian yang akan masih terus belanjut.
Baca Juga: Pegawai Kota Berlin Bertukar Kantor ke Pemprov DKI Jakarta
Promosi wisata di Dashur merupakan salah satu upaya pemerintah Mesir untuk menarik pengunjung ke wilayah tersebut. Industri pariwisata Mesir sempat mengalami penurunan signifikan setelah revolusi tahun 2011 yang menjatuhkan Hosni Mubarak.