Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan
LAHAD DATU. Pemerintah Malaysia bergeming pada sikapnya untuk menggunakan opsi militer terhadap para penyusup bersenjata dari Sulu, Filipina. Malaysia bahkan mengultimatum kelompok penyusup yang mengaku tentara Kerajaan Sulu, untuk menyerah. Jika tidak, tentara Malaysia akan terus memburu mereka.
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak menyatakan, tentara Malaysia akan terus memburu tentara Sulu yang tersisa jika mereka menolak untuk menyerah. "Operasi ini akan terus dilakukan selama dibutuhkan," ujar Najib seperti dikutip Strait Times. Najib mengunjungi Sabah kemarin (7/3) untuk melihat lebih dekat hasil operasi keamanan yang dilakukan terhadap tentara Kerajaan Sulu.
Najib mengakui, ia menerima telepon dari Presiden Filipina Benigno Aquino III pada Rabu (6/3). Aquino meminta respon Malaysia atas tawaran gencatan senjata Kesultanan Sulu dan permintaan mediasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). "Saya mengatakan kepadanya, ini harus dimulai dengan mereka meletakkan senjata tanpa syarat," ucapnya.
Ia juga mengaku puas atas hasil yang dicapai pasukan gabungan Malaysia dalam operasi penertiban tentara Kerajaan Sulu. "Masing-masing pasukan telah memberikan kontribusi dalam operasi," ucapnya.
Najib meminta media dan pihak di luar Malaysia untuk berpolemik atas status kepemilikan Sabah, yang diklaim oleh Kerajaan Sulu sebagai bagian wilayah negaranya. "Hal ini seharusnya tidak muncul sama sekali. Dari perspektif hukum, Sabah merupakan bagian dari Malaysia. Hasil Komisi Cobbold tahun 1963 menetapkan, lebih dari dua-pertiga dari orang-orang di negara ini menyuarakan niat mereka untuk menjadi bagian dari bangsa ini," katanya.
"Jadi pertanyaan tentang Sabah menjadi bagian dari Malaysia tidak dapat dibantah oleh siapa pun di dalam atau di luar negara ini dan kami akan mempertahankan posisi ini.," Katanya. Hasil Komisi Cobbold, sebenarnya hanya sepertiga penduduk Sabah dan Sarawak yang menghendaki bergabung dengan Malaysia. Sepertiga lainnya menghendaki persyaratan tertentu sebelum bergabung. Sepertiga sisanya memilih berdiri sebagai negara sendiri atau menjadi protektorat Inggris.