Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Jajak pendapat Reuters/Ipsos merilis hasil terbaru terhadap calon presiden Amerika Serikat (AS) yang akan berlaga pada November 2020 mendatang. Calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden membuka keunggulan 13 poin atas Presiden Donald Trump yang kembali berlaga dari Partai Republik.
Meningkatnya margin keunggulan Biden atas Trump terjadi di tengah makin kritisnya warga AS terhadap Trump. Pandemi virus corona dan meningkatnya protes atas kebrutalan polisi memberikan keuntungan kepada Biden yang akan bertarung melawan Trump.
Baca Juga: Pemilu AS bakal digelar November 2020, siapa kandidat yang jadi favorit investor?
Dalam jajak pendapat 10-16 Juni 2020 lalu sekitar 48% pemilih terdaftar mengatakan mereka akan mendukung Biden. Sementara 35% mengatakan mereka akan mendukung Trump.
Keunggulan Biden ini merupakan yang terbesar yang dicatat oleh jajak pendapat Reuters/ psos sejak Demokrat memulai kontes pencalonan mereka tahun ini untuk memilih calon partai mereka untuk menantang Trump pada November. Sebuah jajak pendapat serupa dari CNN pada awal bulan ini menunjukkan Biden dengan keunggulan 14 poin atas Trump di antara pemilih terdaftar.
Jajak pendapat ini juga menunjukkan bahwa 57% orang dewasa AS tidak menyetujui kinerja Trump dan hanya 38% menyetujui. Ini menandai peringkat persetujuan terendah Trump sejak November, ketika Kongres melakukan penyelidikan impeachment kepada presiden Republik ini.
Baca Juga: Dukung Biden, Mahathir: Celaka kalau Trump terpilih lagi jadi presiden Amerika
Penurunan dukungan terhadap Trump saat ini terjadi ketika orang Amerika dihantui pandemi virus corona, keruntuhan ekonomi yang terjadi kemudian dan kemarahan serta frustrasi yang timbul menyusul banyak konfrontasi mematikan antara polisi dan orang Afrika-Amerika, termasuk kematian George Floyd bulan lalu ketika ditahan di kepolisian Minneapolis.
Trump, yang menampik ancaman virus corona sejak awal, berdebat dengan gubernur negara bagian ketika mereka mencoba memperlambat penyebarannya dan telah mendorong pihak berwenang untuk mengizinkan bisnis dibuka kembali meskipun ada peringatan dari para pakar kesehatan tentang meningkatnya risiko penularan.
Baca Juga: Iran siap untuk pertukaran tahanan lebih banyak lagi dengan AS
Lebih dari 116.000 orang di Amerika Serikat telah meninggal karena virus dan lebih dari 2,1 juta orang telah terinfeksi, sejauh ini merupakan yang terbanyak di dunia. Beberapa negara bagian yang telah dibuka kembali seperti Florida, Arizona dan Texas melihat penambahan kasus ini terus meningkat.
Secara keseluruhan, 55% orang Amerika mengatakan mereka tidak setuju dengan penanganan virus korona oleh Trump, sementara 40% menyetujui, yang merupakan persetujuan bersih terendah untuk masalah ini sejak Reuters/Ipsos mulai melacak pertanyaan pada awal Maret.