kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Porsi bank global di pasar pinjaman offshore China semakin turun


Selasa, 18 Mei 2021 / 16:23 WIB
Porsi bank global di pasar pinjaman offshore China semakin turun
ILUSTRASI. Kalah dari bank lokal, porsi bank global di pasar pinjaman offshore China semakin turun.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank global kehilangan pangsa pasar dari kue pinjaman offshore China sebesar US$ 186 miliar. Bank -bank global ini tertinggal dari pesaing lokalnya di China yang semakin gencar menyasar pasar pinjaman offshore setelah perusahaan BUMN di negara itu pulih dari pandemi.

Porsi bank global dari pinjaman offshore terus mengalami penurunan selama dekade terakhir. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, sejak Januari-17 Mei 2021, pangsa pasar bank global hanya 37%. Sementara rata-rata 11 tahun terakhir masih sekitar 51%.  Tahun 2020, porsi bank global turun menjadi 29% dan merupakan yang terendah sejak tahun 2010.

Pemberi pinjaman lokal China yang dipimpin oleh Bank of China Ltd mencatatkan pemberian pinjaman offshore paling banyak di China selama tiga tahun terakhir.

Meningkatnya keunggulan bank-bank China di pasar pinjaman offshore mencerminkan pertumbuhan pemberi pinjaman secara umum seiring dengan perkembangan ekonomi.

Baca Juga: Prospek investasi offshore di Asia masih potensial di 2021

Industrial & Commercial Bank of China Ltd telah mencatatkan pertumbuhan asetnya lebih dari dua kali lipat dalam dekade terakhir menjadi US$ 5,1 triliun pada tahun 2020 dan menjadikannya bank terbesar di dunia berdasarkan ukuran itu. Aset tiga bank milik pemerintah lainnya juga mengalami peningkatan.

"Meningkatnya persaingan dari bank China dapat menyebabkan semakin menyusutnya margin keuntungan pada kesepakatan yang dilakukan oleh bank-bank asing,"  kata Gary Ng, ekonom Natixis SA di Hong Kong seperti dikutip Bloomberg, Selasa (18/5).

Kesepakatan dalam pinjaman luar negeri China yang merupakan utang non-yuan yang disindikasi di Asia dan tidak termasuk utang yang diberikan pada negara, telah tumbuh delapan kali lipat dari US$ 5,2 miliar pada 2010 menjadi US$ 44,7 miliar pada 2020.

Bankir mengharapkan, merger dan akuisisi untuk membantu mendorong pinjaman semacam itu tahun ini karena ekonomi global pulih dari pandemi. Rebound di China juga kemungkinan akan berlanjut hingga kuartal kedua, menurut ekonom Bloomberg Chang Shu.

Melihat pangsa pinjaman offshore China di antara bank-bank global teratas menyoroti kemunduran mereka. Porsi Standard Chartered Plc turun menjadi 5% tahun lalu dari 9% pada 2010. Sementara HSBC Holdings Plc turun menjadi 3% dari 6% pada periode yang sama. Pangsa pasar Bank of China naik menjadi sekitar 8% dari 2% pada periode tersebut.

Beberapa pemberi pinjaman internasional sudah mengurangi staf untuk pinjaman atau keluar dari pasar sepenuhnya. Westpac Banking Corp dari Australia mengatakan pihaknya bertujuan untuk menutup cabangnya di daratan China dan Hong Kong tahun depan.

Selanjutnya: Morgan Stanley catat beberapa bank sentral Asia akan normalisasi kebijakan moneter




TERBARU

[X]
×