kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   24.000   1,27%
  • USD/IDR 16.304   19,00   0,12%
  • IDX 7.875   -69,28   -0,87%
  • KOMPAS100 1.107   -13,06   -1,17%
  • LQ45 827   -0,30   -0,04%
  • ISSI 265   -2,70   -1,01%
  • IDX30 427   -0,72   -0,17%
  • IDXHIDIV20 494   1,34   0,27%
  • IDX80 124   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 131   0,22   0,17%
  • IDXQ30 138   0,25   0,18%

Prajurit Angkatan Laut AS Divonis Bersalah Jadi Mata-Mata untuk China


Kamis, 21 Agustus 2025 / 13:14 WIB
Prajurit Angkatan Laut AS Divonis Bersalah Jadi Mata-Mata untuk China
ILUSTRASI. Kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut AS USS Curtis Wilbur berpatroli di Laut Filipina dalam file foto 15 Agustus 2013.


Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Seorang prajurit Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di California, Jinchao Wei (25), divonis bersalah atas kasus spionase karena menjual rahasia militer kepada agen intelijen China.

Pengadilan menyatakan Wei terbukti melakukan enam pelanggaran, termasuk spionase, konspirasi spionase, serta ekspor ilegal data rahasia terkait kapal perang Angkatan Laut AS.

Jaksa Federal Adam Gordon menegaskan tindakan Wei merupakan “pengkhianatan besar terhadap kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai anggota militer AS.

Baca Juga: Super Hornet Angkatan Laut AS Luncurkan Serangan Udara Terbesar dalam Sejarah

Ia menambahkan, “Dengan menukar rahasia militer kepada Republik Rakyat China demi uang, terdakwa membahayakan nyawa rekan sesama prajurit, keamanan nasional, dan juga sekutu kami.”

Wei, yang juga dikenal dengan nama Patrick Wei, ditangkap pada Agustus 2023 saat hendak bertugas di kapal serbu amfibi USS Essex. Sebagai warga negara AS naturalisasi dan bertugas sebagai machinist’s mate, Wei memiliki izin keamanan yang memberinya akses terhadap informasi sensitif armada Pasifik.

Selama persidangan yang berlangsung sepekan, jaksa membeberkan bukti berupa percakapan telepon, pesan elektronik, hingga rekaman suara antara Wei dan agen intelijen China yang disebutnya “Big Brother Andy.” Wei menggunakan aplikasi terenkripsi, perangkat baru yang disediakan kontaknya, dan menerima pembayaran tunai.

Dalam sebuah percakapan dengan ibunya yang dihadirkan sebagai bukti, Wei menulis: “Orang China lain yang bertugas di Angkatan Laut AS masih mencari cara menambah penghasilan, misalnya jadi sopir taksi. Sementara saya tinggal membocorkan rahasia.” Sang ibu menjawab singkat: “Kerja bagus!”

Baca Juga: AS Ingin Berunding Tarif dengan China, Trump Mengalah?

Wei direkrut pada Februari 2022, ketika masih dalam proses memperoleh kewarganegaraan AS. Agen China yang mendekatinya mula-mula menyamar sebagai penggemar militer yang bekerja di perusahaan milik negara China Shipbuilding Industry Corporation.

Menurut jaksa, Wei mengirim foto dan video USS Essex, memberi tahu posisi kapal-kapal Angkatan Laut AS, serta menjelaskan sistem senjata pertahanan di atas kapal. Ia juga melaporkan masalah teknis yang dihadapi kapalnya dan kapal lain. Sebagai imbalan, Wei menerima lebih dari US$ 12.000 selama 18 bulan.

Wei dijadwalkan menjalani sidang vonis pada 1 Desember mendatang. Ia terancam hukuman penjara seumur hidup.

Kasus ini menyeret pula Petty Officer Wenheng Zhao, prajurit Angkatan Laut AS lainnya yang ditangkap bersamaan dengan Wei pada 2023. 

Zhao menerima lebih dari US$ 14.800 untuk mengirim foto, video, serta dokumen rahasia terkait latihan militer besar di kawasan Pasifik, termasuk cetak biru sistem radar di Okinawa, Jepang. Zhao telah divonis 27 bulan penjara pada 2024.

Selanjutnya: Strategi Digimap Hadapi Persaingan, Produk Lokal hingga Ekspansi ke Timika

Menarik Dibaca: Promo Minyak Goreng di Indomaret 21-27 Agustus 2025, Tropical Botol Lebih Murah




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×