Reporter: Dyah Megasari, BBC, France Info radio |
PARIS. Volatilitas yang terjadi pada pasar saham Eropa membuat otoritas di sebagian besar wilayah itu mengharamkan aksi short selling. Lebih spesifiknya, larangan itu berlaku pada saham sektor perbankan dan perusahaan keuangan lainnya.
Aturan dikeluarkan oleh Prancis, Italia, Spanyol dan Belgia, menyusul penurunan tajam dan kerugian yang dialami saham milik perbankan, terutama di Prancis, akibat munculnya kekhawatiran negara itu terkena imbas masalah utang di beberapa negara zona Eropa. Pengumuman larangan dilakukan oleh supervisor pasar Uni Eropa ESMA dan empat otoritas pasar.
Perusahaan perbankan dan jasa keuangan Prancis Societe Generale paling parah terkena dampak fluktuasi harga saham. Rabu (10/8), perusahaan terpaksa mengeluarkan bantahan terkait kabar yang menyebutkan perusahaan itu mengalami risiko stabilitas keuangan.
Kamis (11/8), harga saham Societe Generale naik 8%, sebelum anjlok pada kisaran yang sama dan kemudian meningkat kembali sampai 3%. Kepala eksekutif Societe Generale Frederic Oudea mengatakan spekulasi terhadap bank tersebut merupakan omong kosong belaka dan tidak berdasar.
Larangan berlaku 15 hari
"Orang-orang mendadak panik. Jadi informasi kecil banyak menimbulkan kekhawatiran yang tidak rasional. Kami harus memberi tahu klien bahwa rumor itu tidak berdasar dan mereka harus percaya kepada Societe Generale," ujar Oudea.
Perwakilan Prancis AMF, mengatakan melarang short-selling terhadap 11 saham bank selama 15 hari, termasuk bank tiga bank terbesar di Prancis, Societe Generale, BNP Paribas dan Credit Agricole.
Regulasi pasar Spanyol CNMV juga menjelaskan, larangan itu berlaku selama 15 hari ke depan dan bisa diperpanjang jika diperlukan. "Situasi di pasar saham Eropa sangat fluktuatif, terutama saham sektor keuangan dan jelas mempengaruhi stabilitas pasar dan dapat mengganggu pasar," kata pernyataan CNMW tersebut.
Larangan di Spanyol berlaku untuk saham milik Santander, BBVA, Sabadell, Bankinter, Banco Popular dan Banca Civica.
Larangan short selling di kawasan Eropa pertama kali dilakukan oleh Yunani yaitu Senin (8/8). Short-selling merupakan aksi para investor yang mencari keuntungan dengan bertaruh dari penurunan harga saham atau obligasi.
Aksi itu dianggap menjadi penyebab pasar menjadi tidak stabil dalam beberapa waktu terakhir. Para pelaku umumnya meminjam saham atau obligasi, menjualnya dan membelinya kembali ketika harga saham turun dengan mengambil keuntungan dari selisih harga tersebut.
Short-selling yang secara terbuka, dilakukan ketika pelaku menjual instrumen keuangan yang belum mereka pinjam. Semua jenis short-selling dilarang di negara-negara tersebut.