kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prancis optimis UE akan menyetujui anggaran


Selasa, 21 Oktober 2014 / 10:11 WIB
Prancis optimis UE akan menyetujui anggaran
ILUSTRASI. waktu yang tepat mengganti seprai-dok.flickr


Sumber: Reuters | Editor: Hendra Gunawan

PARIS. Prancis optimistis Komisi Uni Eropa tidak akan menolak anggaran Prancis tahun 2015 meskipun angka defisit melebihi batas yang ditetapkan. Pada awal bulan ini, Prancis mengumumkan sulit mencapai defisit 3% dari produk domestik bruto hingga tahun 2017. Dengan begitu, Prancis merupakan negara Uni Eropa pertama yang memiliki risiko penolakan rencana fiskal.

Saat ini, Komisi Uni Eropa sedang meneliti anggaran negara-negara di kawasan Uni Eropa supaya sejalan dengan peraturan. Badan Eksekutif Uni Eropa tersebut akan mengembalikan draf anggaran jika tidak sesuai dengan kesepakatan awal.

"Saya benar-benar yakin pada tahap ini bahwa tidak ada opini negatif dari komisi," ujar Menteri Ekonomi Prancis, Emmanuel Macron dalam sebuah wawancara bersama dengan radio RTL, televisi LCI dan koran Le Figaro seperti yang dikutip dari Reuters.

Komisi Uni Eropa akan memberikan keputusan final pada akhir bulan ini untuk menolak ataupun menerima anggaran Prancis 2015.

Menurut Macron, pelemahan ekonomi Jerman bisa membuat kesepakatan lebih mudah antara Berlin dan Paris. "Kami memiliki semua kondisi untuk melangkah dengan mitra kami yakni Jerman," imbuh Macron.

Lemahnya permintaan membuat Jerman harus memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 1,2% pada 2014 dari semula 1,8%. Selain itu juga, pertumbuhan Jerman di tahun depan diperkirakan turun menjadi 1,3%. Awalnya, Jerman yakin bisa membukukan pertumbuhan hingga 2,0%.

Mingguan Jerman, Der Spiegel melaporkan bahwa Jerman dan Prancis sedang mendiskusikan kesepakatan untuk memungkinkan Komisi Uni Eropa menyetujui anggaran Prancis tahun 2015. Namun, Macron dan pejabat Pemerintah Jerman menolak bahwa hal itu tidak ada dalam kesepakatan.




TERBARU

[X]
×