Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - BRASILIA, 5 Juni (Reuters) - Presiden Jair Bolsonaro mengancam menarik Brasil keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setelah lembaga itu memperingatkan pemerintah Amerika Latin tentang risiko melonggarkan lockdown sebelum memperlambat penyebaran virus corona baru di seluruh wilayah.
Rekor baru angka kematian harian akibat COVID-19 di Brasil mendorong melewati Italia pada Kamis malam. Namun demikian, menurut Rueters, Jair Bolsonaro terus berargumen untuk menghentikan isolasi negara dengan alasan biaya ekonomi lebih besar daripada risiko kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Paul McCartney geram budaya rasisme yang masih hidup hingga kini
Negara-negara terpadat di Amerika Latin, Brasil dan Meksiko, menghadapi angka tingkat infeksi baru tertinggi, meskipun pandemi ini juga semakin meningkat di negara-negara seperti Peru, Kolombia, Chili dan Bolivia.
Secara keseluruhan, lebih dari 1,1 juta orang Amerika Latin telah terinfeksi. Sementara sebagian besar pemimpin telah menangani pandemi ini lebih serius daripada Bolsonaro, beberapa politisi yang mendukung penguncian ketat pada bulan Maret dan April mendorong untuk membuka kembali perekonomian ketika kelaparan dan kemiskinan tumbuh.
Tajuk rencana yang dimuat di halaman depan surat kabar Folha de S.Paulo, Brasil, menyoroti bahwa 100 hari telah berlalu sejak Jair Bolsonaro menggambarkan virus yang sekarang "membunuh satu orang Brasil per menit" sebagai "sedikit flu ".
"Ketika Anda membaca ini, seorang Brasil lainnya meninggal karena virus korona," kata surat kabar itu.
Baca Juga: Donald Trump tarik 9.500 tentara AS dari Jerman, hubungan AS-Jerman memburuk?
Kementerian Kesehatan Brazil melaporkan pada Kamis malam bahwa kasus-kasus yang dikonfirmasi di negara itu telah meningkat melewati 600.000 dan 1.437 kematian telah didaftarkan dalam 24 jam.
Brasil melaporkan 1.005 kematian lagi Jumat malam, sementara Meksiko melaporkan 625 kematian tambahan.