kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Presiden Jokowi Minta G7 dan G20 Kompak Atasi Krisis Pangan Global


Selasa, 28 Juni 2022 / 11:21 WIB
Presiden Jokowi Minta G7 dan G20 Kompak Atasi Krisis Pangan Global
ILUSTRASI. Presiden RI Joko Widodo berbincang dengan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di sela-sela KTT G7 di Schloss Elmau, Jerman, Senin (27/06/2022)


Sumber: Sekretariat Kabinet RI | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SCHLOSS ELMAU. Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), mengajak mitranya di G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan global ketika menghadiri KTT G7 di Jerman hari Senin (27/6).

Berbicara di sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, Jokowi melihat G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan yang dialami ratusan juta penduduk Bumi tahun ini.

"Sebanyak 323 juta orang di tahun 2022, menurut World Food Programme (WFP), terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 danG29 memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengatasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini," tegas Jokowi, seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI.

Baca Juga: Jokowi Dorong Negara G7 Investasi Sektor Energi Bersih di Indonesia

Jokowi menyebut kebutuhan pangan permasalahan hak asasi manusia (HAM) yang paling mendasar. Di kondisi krisis, perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita.

"Kita harus bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global harus kembali normal," lanjut Jokowi.

Jokowi menyoroti pentingnya dukungan negara G7 untuk mengatur ulang ekspor gandum Ukraina, serta ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global.

Ada dua hal yang menurut Jokowi dapat dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Yang pertama adalah fasilitasi ekspor gandum Ukraina agar bisa segera berjalan.

Baca Juga: Bertemu Presiden Macron dan PM Modi, Jokowi Bahas Situasi Ukraina

Yang kedua adalah dengan melakukan komunikasi proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.

"Komunikasi intensif ini perlu sekali dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional. Komunikasi intensif juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan, dan lainnya," tambah Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menyebut krisis beras global bisa mempengaruhi dua miliar manusia di dunia, terutama di negara berkembang, jika masalah pupuk tak kunjung diselesaikan.

Menutup pidatonya, Presiden Jokowi mengajak negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan. Ia juga mengundang para pemimpin G7 untuk menghadiri KTT G20 di Bali bulan November mendatang.

"Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022," pungkasnya.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×