Sumber: Sekretariat Kabinet RI | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Yang kedua adalah dengan melakukan komunikasi proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.
"Komunikasi intensif ini perlu sekali dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional. Komunikasi intensif juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan, dan lainnya," tambah Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menyebut krisis beras global bisa mempengaruhi dua miliar manusia di dunia, terutama di negara berkembang, jika masalah pupuk tak kunjung diselesaikan.
Menutup pidatonya, Presiden Jokowi mengajak negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan. Ia juga mengundang para pemimpin G7 untuk menghadiri KTT G20 di Bali bulan November mendatang.
"Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022," pungkasnya.