Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Turki menyulut konflik diplomasi dengan 10 negara, termasuk Amerika Serikat dan Jerman. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam mengusir 10 duta besar.
Polemik bermula karena Presiden Turki Erdogan tak terima setelah 10 duta besar tersebut mengutuk penahanan seorang aktivis cum pemimpin masyarakat sipil, Osman Kavala (64). Kavala, yang juga merupakan seorang filantropis kelahiran Paris, telah dipenjara tanpa diputus bersalah sejak 2017.
Kavala telah menghadapi serangkaian tuduhan yang silih berganti terkait dengan protes anti-pemerintah pada 2013 dan kudeta militer yang gagal pada 2016. Melansir AFP, penahanan Kavala menjadi simbol meningkatnya intoleransi mengenai perbedaan pendapat era Erdogan.
Pada Senin (18/20/2021), ke-10 duta besar tersebut mengeluarkan pernyataan bersama yang menyebutkan bahwa penahanan Kavala membuat banyak orang kecewa terhadap Turki. AFP melaporkan, ke-10 duta besar tersebut rinciannya adalah dari AS, Jerman, Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, dan Swedia.
Mereka juga menyerukan penyelesaian yang adil dan cepat untuk kasus Kavala. Pada Selasa (20/10/2021), ke-10 duta besar itu dipanggil ke kantor Kementerian Luar Negeri Turki.
Baca juga: Gawat, kasus positif Covid-19 di China meningkat lagi
Setelah itu, Erdogan mengancam akan mengusir ke-10 duta besar tersebut melalui pernyataannya kepada wartawan yang ditayangkan oleh media Turki, NTV, pada Rabu (21/10/2021). “Saya mengatakan kepada menteri luar negeri kami bahwa kami tidak dapat memiliki kemewahan untuk menampung mereka di negara kami,” kata Erdogan.
Erdogan terdengar sangat marah dalam percakapannya dengan wartawan Turki di ketika sedang dalam penerbangan pulang dari tur Afrika. “Apakah Anda berkapasitas untuk mengajarkan pelajaran seperti itu ke Turki? Siapa Anda?” tuntut Erdogan.
Kavala sempat berbicara kepada AFP pekan lalu dari balik sel penjaranya. Dalam wawancara itu, dia mengaku merasa seperti alat dalam upaya Erdogan menyalahkan plot asing untuk oposisi domestik terhadap pemerintahannya yang hampir dua dekade.
“Saya pikir alasan sebenarnya di balik penahanan saya adalah karena hal itu menjawab kebutuhan pemerintah untuk tetap menghidupkan fiksi bahwa protes Gezi (2013) adalah hasil dari konspirasi asing,” kata Kavala dalam wawancara.
“Karena saya dituduh menjadi bagian dari konspirasi yang diduga diorganisir oleh kekuatan asing, pembebasan saya akan melemahkan fiksi yang bersangkutan dan ini bukan sesuatu yang diinginkan pemerintah,” Sambung Kavala.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Terima, Erdogan Ancam Usir 10 Duta Besar Asing Termasuk AS",
Penulis : Danur Lambang Pristiandaru
Editor : Danur Lambang Pristiandaru