kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menelurkan produk perkawinan komputer dan kedokteran (3)


Kamis, 22 Februari 2018 / 17:17 WIB
Menelurkan produk perkawinan komputer dan kedokteran (3)
ILUSTRASI. FENOMENA - Judith R Faulkner


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Kesuksesan Judith R. Faulkner menjadi pebisnis perangkat lunak di sektor kesehatan yang berpengaruh di dunia medis bermula dari latar belakang pendidikan yang dia geluti. Judy, panggilan akrabnya, menjadi sarjana dari jurusan matematika dan memutuskan mengambil program studi ilmu komputer sebagai gelar master di University of Wisconsin-Madison (UW-Madison) pada tahun 1965.

Jurusan ilmu komputer  saat itu masih terhitung baru. Kampus UW-Madison merupakan kampus kedua yang memiliki program studi tersebut. Saat itu, kurikulum program studi ilmu komputer juga belum sempurna dan tenaga pengajar pun masih terbatas.

Namun bagi Judy, ilmu komputer ternyata merupakan hal yang membuat hidupnya bergairah. Dia sama sekali tidak merasa canggung ketika kala itu jadi satu di antara sedikit perempuan yang tertarik mengambil program studi komputer.

Ketertarikan pada komputer menjadi cikal bakal Judy menelurkan Epic System, perusahaan perangkat lunak penyedia informasi kesehatan yang perannya cukup penting bagi dunia medis.

Pendidikan master di UW-Madison itulah yang memperkenalkannya soal potensi perkawinan antara ilmu komputer dengan ilmu kedokteran. Dari situlah cita-cita Judy untuk menciptakan program yang bisa menyimpan catatan kesehatan seseorang berasal. Cita-cita itu yang membuatnya menjadi seorang miliuner versi Forbes dengan kekayaan US$ 2,6 miliar.

Pada awal-awal masa kuliah, Judy diperkenalkan oleh salah satu dosennya bahwa ilmu komputer memiliki potensi besar di masa depan. Dosennya juga menyinggung terkait potensi yang bisa diciptakan ilmu komputer terhadap ilmu kedokteran.

Judy mengenang, baginya kata-kata yang terjadi pada saat itu seperti pesan yang disampaikan dunia untuknya. Seperti sungai yang mengalirkan nasib seseorang. “Hidup kerap membawamu ke tempat yang berbeda,” kenangnya.

Judy juga meyakini, saat itu merupakan kali pertama di dunia perkuliahan terjadi upaya untuk mengawinkan ilmu komputer dengan ilmu kedokteran yang suatu hari bisa melahirkan alat yang membantu para dokter dalam menangani pasien. Persinggungan antara dua ilmu tersebut, diakui salah satu profesor emeritus di bidang komputer UW-Madison, Larry Travis bakal sangat modern.

Di sisi lain, Travis juga sangat mengenal sosok Judy. Ia menilai mahasiswinya itu merupakan sosok yang antusias dan tekun.

Menurut Travis, Judy kerap menujukkan perkembangan yang pesat dengan memberikan berbagai pertanyaan untuk didiskusikan. Selain pertanyaan, Judy juga kerap curhat terkait masa depan pendidikannya. Judy beberapa kali menyampaikan keinginannya untuk menciptakan perangkat lunak yang bisa membantu dunia kedokteran yakni catatan kesehatan seseorang.

Namun, Travis hanya profesor di bidang komputer yang tidak tahu-menahu tentang ilmu kedokteran. Oleh karena itu, Judy mulai mencari orang-orang yang tepat untuk berdiskusi hingga akhirnya mengenal Dr. Warner Slack dan Dr. John Greist. Keduanya merupakan sosok yang mengenalkan Judy terhadap dunia kedokteran.

Dr. Slack sebagai ahli neurologi, merupakan sosok pertama yang Judy temui. Judy menyampaikan niatnya untuk menciptakan sebuah perangkat lunak yang bisa menyimpan dan menyampaikan catatan kesehatan seseorang. Dari situ diskusi yang konstruktif terjadi. Judy juga banyak berdiskusi dengan Dr. Greist hingga tahun 1969 mereka bisa membuat apa yang menjadi impian Judy yakni menciptakan Human Services Computing yang di kemudian hari menjadi Epic System yang terkenal di industri medis dunia.    

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×