Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Manufaktur Amerika Serikat (AS) melemah. Produksi atau output manufaktur AS turun untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan Februari 2019.
Selain itu, aktivitas pabrik di negara bagian New York di level terendah hampir dalam dua tahun terakhir di bulan Maret 2019. Ini menunjukkan bukti lebih lanjut tentang perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonomi AS di kuartal pertama 2019.
Laporan yang dipublikasikan Jumat (15/3) itu, memperpanjang rentetan data yang lemah dan menggarisbawahi sikap "lebih sabar" The Federal Reserve terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini.
Petinggi The Fed dijadwalkan bertemu Selasa dan Rabu pekan depan untuk menilai ekonomi dan membahas kebijakan moneter AS ke depan. Catatan saja, Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga empat kali di tahun lalu.
"Ekonomi sedang memutar roda dan belum mendapatkan traksi apa pun dari yang dihasilkan oleh perang perdagangan," kata Chris Rupkey, Kepala Ekonom MUFG di New York seperti dikutip Reuters.
Produksi manufaktur AS turun 0,4% pada bulan Februari 2019 lalu, tertahan oleh penurunan output kendaraan bermotor, mesin dan furnitur. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan output manufaktur AS naik 0,3% pada Februari 2019. Manufaktur menyumbang sekitar 12% dari ekonomi AS.
Produksi kendaraan bermotor dan komponen tergelincir 0,1% di bulan lalu setelah jatuh 7,6% pada Januari 2019. Kalau tidak termasuk kendaraan bermotor dan sparapart-nya, output manufaktur AS turun 0,4% di Februari 2019, penurunan terbesar dalam hampir setahun.
Penurunan produksi manufaktur AS tersebut menambah pelemahan data-data ekonomi AS. Sebelumnya, penjualan ritel hingga penjualan perumahan juga menunjukkan bahwa ekonomi AS kehilangan momentum signifikan di awal kuartal pertama 2019.
The Fed Atlanta memperkirakan, produk domestik bruto (PDB) AS hanya akan tumbuh 0,4% secara tahunan pada kuartal pertama 2019. Sebagai perbandingan, PDB AS tumbuh 2,6% pada kuartal IV 2019.
Ekonomi AS kehilangan gairah karena stimulus dari paket pemotongan pajak senilai US$ 1,5 triliun di tahun lalu memudar efeknya. Tekanan makin berat oleh efek perang dagang antara AS dan China serta penguatan kurs dollar di tahun lalu plus melambatnya pertumbuhan ekonomi global yang menghambat ekspor.
Faktor-faktor tersebut ditambah penutupan sebagian 35 hari dari pemerintah AS yang berakhir pada 25 Januari 2019, telah berimbas meluas ke sektor manufaktur.
Dalam sebuah laporan terpisah pada Jumat (15/3), The Fed New York menyebutkan, indeks kondisi bisnis umum di negara bagian New York turun 5,1 poin menjadi 3,7 pada bulan Februari 2019, terendah sejak Mei 2017. Ini kali ketiga berturut dalam tiga bulan indeks kondisi bisnis di bawah 10.
"Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi AS tetap sedikit lebih lambat sejauh ini pada tahun ini daripada sebagian besar di tahun 2018," demikian laporan The Fed New York yang dikutip Reuters.
Sementara, indeks pesanan baru turun 4,5 poin menjadi 3,0 pada bulan Maret 2019. Pelemahan yang dilaporkan The Fed New York juga menunjukkan bahwa aktivitas pabrik nasional tetap lamban bulan ini setelah melambat tajam pada bulan Februari 2019.