Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak turun pada hari Jumat (13/9) karena produksi minyak mentah Teluk Meksiko kembali pulih setelah Badai Francine. Ini terlihat dari data kenaikan jumlah rig yang ada di Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah Brent berjangka ditutup pada US$ 71,61 per barel, turun 36 sen, atau 0,5%. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada US$ 68,65 per barel, turun 32 sen, atau 0,5%.
Harga minyak mentah juga terpukul oleh jumlah rig AS. Baker Hughes melaporkan kenaikan mingguan terbesar dalam rig minyak dan gas alam dalam setahun.
Jumlah rig minyak dan gas naik 8 rig dalam seminggu yang berakhir 13 September menjadi 590. Rig minyak mentah naik lima menjadi 488 minggu ini, sementara rig gas naik tiga menjadi 97. Angka itu kembali ke level pertengahan Juni. Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar sejak seminggu hingga 15 September 2023.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 1% Jumat (13/9), Brent ke US$72,71 dan WTI ke US$69,99
Baik Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan mereka minggu ini, dengan alasan kesulitan ekonomi di Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia.
Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho di New York bilang seiring dengan dimulainya kembali produksi dan aktivitas penyulingan di Gulf Coast AS, investor telah memilih untuk melepas kontrak minyak menjelang akhir pekan.
"Anda bisa kembali pada hari Senin dan semuanya baik-baik saja - kilang beroperasi pada 100%, semua orang kembali ke anjungan, minyak kembali dan bensin keluar dari kilang - dan pasar berpotensi mengalami penurunan secara eksponensial," kata Yawger seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (14/9).
Investor kini menantikan pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve AS minggu depan. Secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga pada hari Rabu.