Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Empat produsen tambang terkemuka China secara terbuka berjanji untuk secara ketat menerapkan batas atas harga batubara termal dan memastikan pasokan emas hitam itu.
Melansir Global Times, CHN Energy, perusahaan milik negara, yang menyumbang 40% pasokan untuk pelabuhan batubara di sekitar Teluk Bohai, mengumumkan pada Kamis (21/10), mereka akan membatasi harga batubara termal 5.500 kcal pada 1.800 yuan (US$ 281,33) per ton.
Ini sebuah langkah yang menggambarkan "respons cepat terlepas dari biaya" dan bertujuan untuk membawa harga batubara kembali ke "tingkat rasional".
Tiga perusahaan lain, China National Coal Group Corporation dan Jinneng Holding Group, keduanya milik negara, serta Inner Mongolia Yitai Group Co menyatakan, tidak akan menjual batubara termal dengan harga lebih dari 2.000 yuan per ton.
Pelabuhan di sekitar Teluk Bohai adalah pusat transportasi dari mana batubara yang diproduksi di tambang Cina Utara dimuat ke kapal yang menuju pelabuhan selatan, di mana batubara akan diangkut lebih lanjut atau dikonsumsi di pembangkit listrik.
Baca Juga: Harga batubara termal China merosot hampir 20% dari rekor tertinggi
Menyusul pengumuman dari empat perusahaan tersebut, harga batubara kontrak berjangka pada Kamis jatuh, untuk sementara mengakhiri tren rekor tertinggi pada pekan ini.
Pengumuman keempat perusahaan itu muncul saat China meluncurkan kampanye nasional untuk mengekang harga batubara yang meroket dan memastikan pasokan batubara saat musim dingin dengan berbagai kebijakan minggu ini.
Melansir Global Times, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) mengatakan pada Kamis, mereka sedang melakukan penyelidikan komprehensif pada proses produksi dan distribusi batubara.
Ini sebagai dasar untuk "langkah-langkah intervensi khusus yang akan NDRC ambil terhadap harga batubara" berdasarkan undang-undang yang mengatur harga barang dan jasa.
NDRC mengatakan, kenaikan harga batubara yang cepat mendorong biaya industri hilir dan memiliki dampak negatif bagi pasokan listrik terutama ketika musim dingin.