Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Sejumlah Serikat Pekerja melakukan aksi long marched di New York City, kemarin. Aksi demonstrasi ini merupakan bagian dari gerakan Occupy Wall Street yang sudah berlangsung sejak tiga pekan lalu di Lower Manhattan. Belakangan, aksi ini mulai menyebar ke seantero AS mulai dari Boston hingga Seattle.
Sejumlah Serikat Pekerja yang turut melakukan aksi di antaranya National Nurses United, Transport Workers union Local 100, serta Working Families Party (koalisi lebih dari 60 organisasi). Diperkirakan, total demonstran mencapai 10.000 orang. Mereka melakukan aksi turun ke jalan daro Foley Square ke Wall Street.
Sekadar informasi, sejak 17 September lalu, ribuan demontran sudah mengubah pemandangan di Zucotti Park dengan bendera biru, kantong tidur, meja-meja yang menawarkan perawatan kesehatan, buku, dan buku perpustakaan. Slogan mereka adalah menentang bentuk apapun bailout perbankan dan menolak keterlibatan dalam politik aras perang di Irak dan Afganistann.
"Kekuatan kami ada di jumlah massa yang bergabung. Bahkan, jumlahnya melampaui target kami. Kita seharusnya memberikan dana talangan kepada warga AS, bukan korporasi, dengan menaikkan upah minimum, menyediakan lapangan kerja, serta memperbaiki kondisi tenaga kerja," ujar Henry Liedtka, pekerja farmasi dari New Jersey.
Namun, tidak semua warga AS mendukung aksi ini. "Mereka cuma segelintir orang yang ingin masuk TV. Bukan salah saya jika saya menganggur. Dan itu juga bukan salah pemerintah," jelas Onel Delorb, pekerja kantoran yang dirumahkan dari Bronx.
Delorb juga menjelaskan, kredibilitas para demonstran patut diragukan karena mereka membawa iPhones dan iPads keluaran Apple Inc.