CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.902   -76,00   -0,48%
  • IDX 7.244   -64,72   -0,89%
  • KOMPAS100 1.108   -9,77   -0,87%
  • LQ45 880   -6,75   -0,76%
  • ISSI 219   -1,76   -0,80%
  • IDX30 450   -3,79   -0,84%
  • IDXHIDIV20 542   -4,79   -0,88%
  • IDX80 127   -1,16   -0,90%
  • IDXV30 136   -1,38   -1,00%
  • IDXQ30 150   -1,42   -0,94%

Psikologi Investor ala Warren Buffett: Kendalikan Rasa Takut Jika Ingin Sukses


Rabu, 13 November 2024 / 03:29 WIB
Psikologi Investor ala Warren Buffett: Kendalikan Rasa Takut Jika Ingin Sukses
ILUSTRASI. Warren Buffett berbicara tentang mengapa pola pikir dan perspektif yang tepat sangat penting bagi investor. Mandatory Credit: Steven Branscombe-USA TODAY Sports


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Salah satu nasihat Warren Buffett yang paling terkenal adalah "takutlah ketika orang lain tamak dan tamaklah hanya ketika orang lain takut."

Namun pada rapat pemegang saham Berkshire Hathaway tahun 2020, Oracle of Omaha menambahkan sesuatu yang lebih pada pokok bahasan tersebut: "Beberapa orang lebih rentan terhadap rasa takut daripada yang lain."

Mengutip Money Wise, Buffett berbicara tentang mengapa pola pikir dan perspektif yang tepat sangat penting bagi investor. Ia percaya beberapa orang benar-benar tidak boleh memiliki saham karena mereka tidak dapat mengatasinya secara psikologis dan akan membeli dan menjualnya pada waktu yang salah.

Psikologi investor

Selama rapat tersebut, Buffett membandingkan rasa takut dengan COVID. Buffett mengatakan bahwa rasa takut menyerang beberapa orang dengan keganasan yang jauh lebih besar daripada yang lain.

"Anda harus siap, saat membeli saham, untuk mengalami penurunan 50% — atau lebih — dan merasa nyaman dengan hal itu, selama Anda merasa nyaman dengan kepemilikannya," katanya.

Buffett menambahkan, ia tidak pernah merasakan ketakutan finansial dan tidak percaya mitra bisnisnya, mendiang Charlie Munger, juga merasakannya.

Baca Juga: Warren Buffett Beberkan Jenis Investasi Bukan Saham yang Layak Dimiliki

Jelas bahwa kurangnya rasa takut ini telah memungkinkan keduanya untuk tetap tenang, fokus pada fundamental, dan membuat keputusan yang cerdas bahkan ketika pasar bergejolak.

Misalnya, Buffett secara aktif berinvestasi di Goldman Sachs, NRG Energy, Kraft Heinz, Becton Dickinson and Co. dan General Electric selama krisis keuangan 2008. Harga saham yang jatuh selama era ini memungkinkan investor nilai yang terkenal itu untuk mendapatkan banyak keuntungan.

Buffett bukan satu-satunya investor yang berbicara tentang pentingnya psikologi dalam investasi pasar saham. 

Dalam sebuah ceramah di National Press Club pada tahun 1994, Peter Lynch, mantan manajer reksa dana legendaris, berkata, "Organ utama dalam tubuh Anda di pasar saham adalah perut, bukan otak."

Lynch melanjutkan, "Yang harus Anda ketahui adalah bahwa itu akan selalu menakutkan, akan selalu ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Anda harus melupakan semuanya. Hentikan semuanya dan miliki perusahaan yang bagus atau miliki pemulihan. Pelajarilah dan Anda akan berhasil."

Penjualan panik saat pasar jatuh sangat merugikan keuntungan jangka panjang. Tetap fokus pada jangka panjang selama periode volatilitas memungkinkan investor untuk menuai keuntungan saat pasar pulih seiring berjalannya waktu. 

Analis di Lazard Asset Management mengamati data beberapa dekade dan menemukan bahwa hari-hari yang paling menguntungkan bagi investor cenderung jatuh di tengah-tengah (atau di sekitar) pasar yang sedang lesu.

Baca Juga: Baby Boomer Generasi Terkaya yang Pernah Ada, Siapa Generasi yang Jadi Pecundang?



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×