Sumber: AP, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BANGKOK. Kesibukan dan kepanikan terlihat di bandara internasional Bangkok, Thailand. Pihak maskapai penerbangan, berbondong-bondong mengevakuasi puluhan pesawatnya keluar dari bandara itu. Perpindahan pesawat yang kosong penumpang itu terkait dengan upaya Pemerintah Thailand yang berencana membubarkan secara paksa para demonstran.
Menurut pihak manajemen bandara, pemerintah memang berencana untuk membuka kembali jalur penerbangan internasional dan memindahkan sekitar 100.000 calon penumpang yang terjebak dalam krisis politik di Negeri Gajah Putih itu.
Setidaknya, terdapat sekitar 30 pesawat yang sudah keluar dari bandara Bangkok sejak hari Minggu kemarin. Rencananya, sekitar 50 pesawat lagi akan diterbangkan pada hari ini. Menurut Serirat Prasutanont, director of the Airports Authority of Thailand, beberapa diantara pesawat tersebut dipindahkan ke bandara yang terbebas dari aksi protes di Thailand. Dengan demikian, para calon penumpang yang mayoritas merupakan turis asing dapat keluar dari negara tersebut secepatnya.
Krisis semakin memanas
Krisis politik Thailand semakin memanas kemarin ketika ribuan aktivis pro pemerintah melakukan aksi demonstrasi di Bangkok untuk menyaingi aksi demonstrasi anti pemerintah. Sejak minggu lalu, para demonstran anti pemerintah sudah menduduki dan memblokir dua bandara utama negeri itu dengan tuntutan agar Perdana Menteri Thailand mengundurkan diri dari jabatannya.
Kemarin, kisruh dan kekacauan sempat terjadi setelah beberapa ledakan granat yang menargetkan demonstran anti pemerintah menyebabkan 51 orang luka-luka.
Hingga saat ini, tidak ada satu pun pihak yang menyatakan bertanggungjawab atas terjadinya ledakan itu. Namun, Jurubicara Aliansi Masyarakat (PAD) untuk Demokrasi Suriyasai Katasila menyalahkan pemerintah atas terjadinya ledakan tersebut.
PAD sendiri mengatakan, pihaknya tidak akan menyerah sampai Somchai mengundurkan diri. Mereka menganggap, Somchai merupakan kaki tangan mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra yang dituduh bersalah atas kasus korupsi.
Sementara itu, kekacauan politik di Thailand itu sepertinya juga akan mempengaruhi pertemuan negara-negara ASEAN yang dijadwalkan pada pertengahan Desember ini. Menurut Jurubicara Kementrian Luar Negeri Thani Thongpakdee, pada Selasa besok, pihaknya berencana untuk menunda pertemuan ASEAN hingga waktu yang belum ditentukan.
Baik pihak militer maupun Raja Thailand belum turun tangan untuk memecahkan krisis ini.