kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Punya 2,3 juta personel militer tapi nol kasus corona, klaim China diragukan


Minggu, 10 Mei 2020 / 08:30 WIB
Punya 2,3 juta personel militer tapi nol kasus corona, klaim China diragukan


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Militer China mungkin telah terhindar dari infeksi virus corona, tetapi krisis kesehatan global telah memperlambat kemajuan rencana Presiden China Xi Jinping untuk mengubah Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menjadi pasukan tempur modern yang mampu melakukan operasi kekuatan jangka panjang.

Dilansir dari South China Morning Post, menurut Kementerian Pertahanan China, angkatan bersenjata terbesar di dunia dengan sekitar 2,3 juta personel ini tidak memiliki kasus Covid-19 yang dikonfirmasi. 

Baca Juga: Obama sebut respons Trump pada virus corona benar-benar berantakan

Sebaliknya, militer AS dan Rusia yang mengisi peringkat kedua dan ketiga terbesar di dunia, telah melaporkan masing-masing lebih dari 4.000 dan 1.000 kasus.

Tetapi PLA telah dipengaruhi dengan cara lain oleh penyakit yang pertama kali dilaporkan di Wuhan pada bulan Desember, hingga kini menginfeksi 3,9 juta orang di seluruh dunia ini.

Media pemerintah China Xinhua melaporkan masalah keamanan menunda program rekrutmen musim semi tahunannya, sementara Angkatan Laut PLA terpaksa mengubah pengaturan pelatihannya, beralih ke studi kelas tentang teori dan taktik militer.

"PLA masih merupakan pasukan wajib militer dan, mengingat pergantian tentara yang besar setiap tahun dan rencana rekrutmen dan pelatihan yang terlambat tahun ini, pandemi coronavirus telah mempengaruhi efektivitas tempur," kata Adam Ni, Direktur Pusat Kebijakan China, organisasi penelitian nirlaba yang berbasis di Canberra, Australia.

Baca Juga: Kini giliran Laut China Timur yang memanas karena insiden China-Jepang

Sementara menurut Charlie Lyons Jones, seorang peneliti dari program strategi dan pertahanan Institut Strategi Strategis Australia operasi angkatan laut China juga akan terpengaruh.

"Angkatan Laut Tiongkok, yang kekurangan langkah-langkah pengendalian penyakit yang sangat efektif, tidak mungkin menghindari wabah serupa coronavirus baru di atas kapal perangnya," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×