Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dedengkot pasar modal Warren Buffett bersiap ekspansi. Buffett lewat Berkshire Hathaway Inc akan mengakuisisi satu atau lebih perusahaan non asuransi dengan nilai cukup besar pada tahun ini. Akuisisi diharapkan bisa meningkatkan pendapatan Berkshire.
Dalam surat ke pemegang saham Berkshire, Buffet seperti dikutip Reuters menuliskan, ia akan menemukan perusahaan dengan harga masuk akal. Ini menjadi tantangan bagi Berkshire karena memiliki uang tunai dan obligasi pemerintah berbunga rendah yang nilainya cukup besar yakni US$ 116 miliar.
"Senyum kami akan melebar jika bisa mendapatkan aset lebih produktif ," tulis Buffett. Dia menambahkan, tujuan utama Berskhire adalah meningkat pendapatan investasi non asuransi. Untuk itu, kata Buffett, Berkshire membutuhkan akuisisi satu perusahaan atau lebih dengan nilai cukup besar.
Surat tahunan Buffett yang ditulis lebih pendek dibanding tahun sebelumnya itu tidak membahas kepemilikan saham di Apple Inc dan Wells Fargo & Co.
Buffett juga tak berkomentar soal rencana membuat perusahaan layanan kesehatan dengan Amazon.com Inc dan JP Morgan Chase&Co. "Pada usia 87 tahun, dia tidak ingin membuat musuh," kata Bill Smead, Chief Executive Smead Capital Management, investor Berkshire.
Berkshire membukukan keuntungan tahunan US$ 44,94 miliar di 2017. Sebanyak US$ 29,1 miliar keuntungan tersebut dari pemotongan tarif pajak AS. Sementara nilai buku per saham Berkshire naik 23% pada 2017.
Akan pensiun?
Berkshire memang sudah lebih dari dua tahun tidak membeli perusahaan dengan nilai cukup besar. Terakhir kali, Buffett mengakuisisi perusahaan suku cadang pesawat Precision Castparts Corp senilai US$ 32,1 miliar. Seiring bertambahnya usia, Buffett membutuhkan waktu lama untuk memutuskan akuisisi perusahaan besar.
Buffett telah memberi keleluasaan ke Wakil Ketua Berkshire Charlie Munger untuk memilih investasi. Buffett tidak memberi sinyal untuk pensiun. Namun bulan lalu, Berkshire menunjuk dua wakil ketua tambahan yang bisa menggantikan Buffett sebagai chief executive.
Dua orang itu adalah Gregory Abel yang bertugas mengawasi bisnis non asuransi. Sedangkan bisnis asuransi diawasi Ajit Jain.