kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Putin: Era Globalisasi Liberal Telah Usang, Masa Depan Milik Negara Berkembang


Minggu, 06 Juli 2025 / 22:56 WIB
Putin: Era Globalisasi Liberal Telah Usang, Masa Depan Milik Negara Berkembang
ILUSTRASI. Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin dalam keterangan pers bersama usai pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, pada Kamis, 19 Juni 2025.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

​KONTAN.CO.ID – MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa era globalisasi liberal telah usang, dan masa depan ekonomi global akan ditentukan oleh negara-negara berkembang yang tumbuh pesat.

Hal tersebut ia sampaikan dalam pidato kepada para pemimpin BRICS dalam KTT yang digelar di Rio de Janeiro, Minggu (6/7).

Baca Juga: BRICS Dorong Reformasi Besar di Badan IMF

Putin menyampaikan pernyataannya melalui sambungan video, karena ia menghadapi surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.

Kremlin menolak tuduhan tersebut dan menyebut surat perintah itu tidak berdasar.

“Segala indikator menunjukkan bahwa model globalisasi liberal sudah ketinggalan zaman,” ujar Putin dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Pusat aktivitas bisnis dunia telah bergeser ke negara-negara berkembang.”

Putin juga menyerukan agar negara-negara anggota BRICS meningkatkan kerja sama di berbagai sektor strategis seperti sumber daya alam, logistik, perdagangan, dan keuangan.

Baca Juga: Dorong Investasi, BRICS Siapkan Skema Jaminan ala Bank Dunia

Ia mendorong penggunaan mata uang nasional masing-masing negara dalam transaksi perdagangan sebagai langkah nyata mengurangi dominasi dolar AS.

Kelompok BRICS awalnya merupakan akronim yang dicetuskan oleh Goldman Sachs dua dekade lalu untuk menggambarkan meningkatnya kekuatan ekonomi negara-negara seperti China dan India.

Kini, BRICS telah berkembang menjadi blok ekonomi yang mencakup 45% populasi dunia.

Lima negara inti BRICS yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan mewakili Produk Domestik Bruto (PDB) nominal gabungan lebih dari US$28 triliun.

Meski begitu, angka ini masih tertinggal dari negara-negara G7 yang memiliki PDB gabungan sekitar US$51 triliun, menurut data Dana Moneter Internasional (IMF).

Namun, sebagian besar kekuatan ekonomi BRICS saat ini disumbangkan oleh China, yang menyumbang lebih dari 60% dari total PDB blok tersebut.

Baca Juga: Putin kepada Trump: Soal Ukraina, Rusia Tidak Akan Mundur dari Tujuan Awal

BRICS juga telah diperluas dengan keanggotaan baru dari Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

Putin berharap melalui kerja sama yang lebih erat antaranggota, BRICS dapat menjadi kekuatan alternatif dalam arsitektur ekonomi global yang saat ini dinilai terlalu bergantung pada institusi dan sistem keuangan Barat.

Selanjutnya: Pabrik Produsen Sandal Palsu Birkenstock Digeledah di India

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 7-8 Juli, Siaga Hujan Lebat di Provinsi Ini




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×