CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Putin: Rakyat Rusia yang Mendukung Barat Adalah Sampah dan Pengkhianat


Kamis, 17 Maret 2022 / 11:16 WIB
Putin: Rakyat Rusia yang Mendukung Barat Adalah Sampah dan Pengkhianat
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin.


Sumber: New York Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu (16/3) dengan tegas mengecam warganya yang memberikan dukungan kepada negara-negara Barat. Putin menyebut mereka sampah dan pengkhianat.

Putin mengklaim bahwa Barat sedang mencoba untuk menolak segala hal tentang Rusia. Menurutnya, semua warga Rusia yang mendukung Barat perlu disingkirkan dari masyarakat.

"Rakyat Rusia akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat, dan dapat memuntahkannya seperti lalat yang secara tidak sengaja terbang ke mulut mereka," kata Putin dalam pidatonya, seperti dikutip New York Times.

Baca Juga: NATO Berpotensi Menumpuk Pasukan di Eropa Timur untuk Menahan Invasi Rusia

Lebih lanjut, Putin yakin bahwa memurnikan masyarakat dari orang-orang seperti itu akan memperkuat negara, solidaritas, kohesi, dan kesiapan untuk menanggapi setiap tantangan.

Putin juga mengecam propaganda media Barat yang membuat seolah-olah Rusia adalah pihak yang paling buruk. Ia melihat saat ini tidak ada lagi objektivitas dalam penyampaikan berita secara global.

"Kampanye informasi yang belum pernah terjadi sebelumnya telah diluncurkan, melibatkan jaringan sosial global dan semua media Barat, yang objektivitas dan independensinya ternyata hanya mitos," lanjut Putin.

Baca Juga: Rusia: Ada Beberapa Harapan untuk Mencapai Kompromi dengan Ukraina

Dalam kesempatan tersebut Putin menegaskan bahwa perjuangan Rusia saat ini dilakukan untuk kedaulatan negara dan masa depan anak-anak Rusia.

Sikap keras Putin jauh berbeda dengan menteri luar negerinya, Sergey Lavrov. Satu hari sebelumnya, Lavrov dengan terbuka menyatakan bahwa Rusia melihat harapan bahwa kompromi dengan Ukraina dapat dicapai untuk mengakhiri perang.

Putin menggambarkan perang Ukraina sebagai bagian dari bentrokan eksistensial dengan Amerika Serikat. Putin juga meyakini bahwa perang ini akan membuka pintu menuju tindakan yang lebih keras di dalam negeri dan bahkan lebih banyak agresi di luar negeri.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×