Sumber: Axios,NBC News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Minggu (27/2/2022), bahwa dia memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi, saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina.
Mengutip Axios, saat berbicara bersama menteri pertahanan dan kepala staf militer, Putin mengatakan sanksi baru-baru ini dan "pernyataan agresif" dari negara-negara NATO telah membawanya untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam "rezim khusus tugas tempur."
NBC News memberitakan, Rusia, seperti AS dan NATO, memiliki ribuan hulu ledak nuklir yang dipertahankannya sebagai pencegah serangan.
Langkah itu juga merupakan reaksi terhadap sanksi keuangan yang diumumkan Barat terhadap bisnis Rusia dan orang-orang penting, termasuk Putin sendiri, katanya dalam komentar yang disiarkan televisi.
Baca Juga: Retorika Turki Soal Konflik Rusia-Ukraina Berubah, Sebut Invasi Moskow Sebagai Perang
Menteri pertahanan Rusia, Sergey Shoygu, dan kepala staf umum militer telah diperintahkan untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam apa yang digambarkan sebagai “rezim khusus tugas tempur.”
Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB, mengatakan Minggu pagi di "Meet the Press" NBC News bahwa Presiden Putin terus meningkatkan perang ini dengan cara yang sama sekali tidak dapat diterima.
“Dan kita harus terus mengutuk tindakannya dengan cara yang paling kuat, sekuat mungkin,” tambahnya.
Baca Juga: Jerman Menuntut Tanggung Jawab China atas Invasi Rusia ke Ukraina