Sumber: Axios,NBC News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Melansir Axios, ini adalah kedua kalinya Putin menyinggung persenjataan nuklir Rusia sambil secara efektif memperingatkan Barat untuk mundur.
Dalam sebuah pernyataan pada awal invasi, Putin mengatakan siapa pun yang mencoba "menghalangi kami" akan menghadapi "konsekuensi yang belum pernah ditemui dalam sejarah."
Kecemasan akan kebuntuan antara kekuatan nuklir adalah sebagian besar alasan mengapa AS dan sekutu NATO-nya begitu bersikeras sehingga mereka tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Minggu bahwa delegasi Ukraina akan bertemu dengan delegasi Rusia untuk pembicaraan damai "tanpa prasyarat" di perbatasan antara Ukraina dan Belarus.
Pejabat AS dan Ukraina mengatakan invasi Rusia tidak akan direncanakan karena perlawanan Ukraina yang lebih kuat dari perkiraan.
Kremlin dan media pemerintah terus memberi tahu Rusia bahwa tidak ada "perang" atau "invasi" yang terjadi, tetapi sebaliknya menyatakan ada operasi pertahanan terbatas di Ukraina timur.
Protes besar di Moskow dan Sankt Peterburg, meskipun ada ancaman penangkapan massal, menunjukkan bahwa banyak orang Rusia tidak mau mendukung aksi invasi yang dilakukan.
Setelah mengancam setiap publikasi independen yang melaporkan korban atau agresi Rusia dengan sensor, pemerintah bersiap untuk menindak lebih keras warganya.
Selain itu, Kremlin juga mengumumkan bahwa pemberian bantuan apa pun kepada negara asing selama operasi militer akan dianggap pengkhianatan, dengan ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara.