Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin mengumumkan gencatan senjata tiga hari dalam konflik dengan Ukraina, bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemenangan Uni Soviet dan Sekutunya dalam Perang Dunia II. Kremlin menyatakan bahwa gencatan senjata ini akan berlangsung dari awal 8 Mei hingga akhir 10 Mei 2025.
Dalam pernyataannya, Kremlin menegaskan: "Semua aksi militer akan dihentikan selama periode ini. Rusia berharap pihak Ukraina mengikuti langkah serupa. Jika terdapat pelanggaran oleh pihak Ukraina, angkatan bersenjata Rusia akan memberikan respons yang memadai dan efektif."
Hingga saat ini, Kyiv belum mengeluarkan tanggapan terhadap deklarasi sepihak ini. Pengumuman tersebut menjadi gencatan senjata kedua yang dideklarasikan Putin dalam waktu singkat, setelah sebelumnya mengumumkan gencatan senjata 30 jam saat perayaan Paskah yang saat itu diklaim kedua belah pihak dilanggar berkali-kali.
Baca Juga: Kim Jong Un Kirim Pasukan ke Ukraina, Janji Bantu Rusia 'Memusnahkan' Ukraina
Langkah terbaru ini terjadi di tengah ketidakpuasan yang meningkat dari Amerika Serikat terhadap jalannya konflik. Menurut berbagai analis, deklarasi gencatan senjata tersebut tampaknya merupakan sinyal dari Putin kepada Presiden AS Donald Trump bahwa Rusia tetap terbuka terhadap upaya perdamaian.
Namun demikian, Ukraina dan sekutu-sekutu Eropanya meragukan ketulusan langkah ini, menilai bahwa Rusia hanya berusaha memperbaiki citranya tanpa menunjukkan komitmen nyata untuk menghentikan agresi.
Presiden Trump sendiri baru-baru ini mengkritik keras Putin atas serangan mematikan terhadap Kyiv pekan lalu. Dalam komentarnya, Trump menyatakan kekhawatirannya bahwa Putin hanya "menyiasatinya" dan tidak sungguh-sungguh dalam proses perdamaian.
Washington juga berulang kali memperingatkan bahwa mereka akan menghentikan keterlibatan diplomatik dalam upaya perdamaian jika tidak ada kemajuan konkret.