Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Phoebe Gates, putri bungsu Bill Gates, baru-baru ini membocorkan kondisi medis ayahnya dalam sebuah wawancara di podcast Call Her Daddy yang dipandu oleh Alex Cooper. Pernyataan ini menjadi sorotan media karena Bill Gates sendiri belum pernah secara publik mengungkapkan kondisi tersebut.
Dalam podcast tersebut, Phoebe ditanya mengenai pengalaman membawa teman pria ke rumah untuk bertemu dengan ayahnya.
Mengutip ladbible, ia menjelaskan bahwa bagi teman-temannya, hal tersebut sangat menegangkan, namun baginya sendiri cukup menggelikan karena ayahnya cenderung canggung dalam berinteraksi sosial. Namun, yang menjadi perhatian adalah komentar tak terduga yang diucapkannya tentang kondisi ayahnya.
"Seperti yang dia katakan sebelumnya, dia memiliki Asperger," ungkap Phoebe dengan santai.
Baca Juga: Bill Gates Prediksi Banyak Pekerjaan Punah Akibat AI, Tapi 3 Profesi Ini Masih Aman
Bill Gates memang belum pernah secara terbuka mengungkapkan bahwa dirinya mengidap sindrom Asperger. Namun, dalam beberapa kesempatan, ia menyatakan bahwa jika ia tumbuh di era sekarang, kemungkinan besar ia akan didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme.
Apa Itu Sindrom Asperger?
Sindrom Asperger adalah bentuk autisme yang sering kali digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berada di ujung spektrum autisme dengan kemampuan fungsional yang lebih tinggi.
Mereka yang memiliki Asperger sering kali memiliki kecerdasan rata-rata atau lebih tinggi dan cenderung tidak mengalami kesulitan belajar yang umumnya terkait dengan autisme. Salah satu ciri khasnya adalah minat yang sangat mendalam terhadap hobi tertentu.
Menurut NHS, sindrom Asperger kini tidak lagi digunakan sebagai diagnosa terpisah, karena sekarang dianggap sebagai bagian dari gangguan spektrum autisme (ASD).
Bill Gates dan Sindrom Asperger
Dalam memoarnya yang dirilis awal tahun ini, Source Code: My Beginnings, Bill Gates mengungkapkan bahwa jika ia dibesarkan pada zaman sekarang, ia mungkin akan didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme. Ia menceritakan bagaimana pada masa kecilnya, pemahaman mengenai perbedaan cara otak memproses informasi masih sangat terbatas.
"Selama masa kecil saya, kenyataan bahwa otak beberapa orang memproses informasi secara berbeda tidak begitu dipahami secara luas," tulis Gates dalam memoirnya.
Baca Juga: Bill Gates: AI Mulai Dipersiapkan untuk Gantikan Peran Guru dan Tenaga Medis
Bill juga menceritakan dalam sebuah wawancara dengan Axios pada bulan Februari lalu bahwa ia selalu merasa berbeda, terutama dalam hal tingkat energi dan intensitas yang ia miliki, serta cara ia terlalu fokus pada hal-hal tertentu.
"Dan itu sedikit membingungkan ketika kamu masih kecil, karena kamu merasa berbeda, atau orang-orang bereaksi padamu dengan cara tertentu, atau keterampilan sosialmu—kamu sering kali gagal membaca isyarat sosial," ujarnya.
Bill mengingat kembali pertama kali seseorang menyarankan bahwa dirinya mungkin memiliki autisme sekitar 25 tahun lalu. Pada saat itu, ia menganggapnya sebagai hal yang tidak mungkin. "Saya ingat berpikir, ‘Apa-apaan ini? Saya menjalankan sebuah perusahaan besar.’ Namun, akhirnya saya sadar, ya, itu mungkin benar," kata Bill.