Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Hendra Gunawan
NEW YORK. Perusahaan startup penyedia layanan jasa transportasi Uber Technologies Inc masih menjadi idola para investor malaikat di Sillicon Valley. Kabar terbaru, Uber baru saja mendulang dana segar US$ 1,2 miliar.
Investor berbeda juga menyuntikkan dana sebesar US$ 1 miliar. Dus, Uber menutup akhir pekan ini dengan tambahan modal sebesar US$ 2,2 miliar. Pasca suntikan dana itu, valuasi Uber melonjak menjadi US$ 40 miliar.
Maraknya investor yang terus menyuntikkan dana segar ke Uber membuat startuplayanan taksi itu memantapkan diri sebagai startup yang saat ini paling diburu. Pendiri & CEO Uber Travis Kalanick mengatakan, suntikan dana segar bakal dialokasikan untuk ekspansi di Asia.
"Dana investasi terbaru akan banyak digunakan di Asia Pasifik. Penambahan modal akan terus berlanjut seiring dengan target menciptakan lapangan kerja hingga satu juta orang di dunia," ujar Kalanick seperti dikutip BBC, Jumat (4/12).
Valuasi Uber terus terdongkrak berlipat ganda selama setahun terakhir. Perbandingan saja, valuasi Uber hanya sebesar US$ 17 miliar pada Juni 2015. Yang patut diketahui, ini bukan terakhir kalinya Uber mendulang dana.
Manajemen Uber mengatakan, pihaknya masih memburu dana sekitar US$ 600 juta. Dana ini akan diserap Uber dalam ajang pengumpulan dana putaran selanjutnya.
Dengan valuasi jumbo itu, saat ini Uber menjadi startup empat kali lipat lebih mahal ketimbang startup koleganya, semisal aplikasi penyedia layanan kamar Airbnb Inc.
Valuasi Uber bahkan melampaui kapitalisasi Tesla Motors Inc yang sebesar US$ 28,6 miliar. Bahkan, sedikit lagi, valuasi Uber bakal sama mahalnya denganmarket cap produsen otomotif terbesar Amerika, General Motors Co yang mencapai US$ 53,2 miliar.
Sejak berdiri pada tahun 2009 lalu, Uber telah beroperasi di 250 kota dan 50 negara. Tapi, ekspansi bisnis Uber bukan tanpa halangan. Hingga kini Uber terus mendapat perlawanan hukum dari asosiasi taksi konvensional, khususnya di pasar Inggris dan Eropa.
Uber juga harus menghadapi persaingan sengit dari sejumlah kompetitor. Pekan ini, raksasa teknologi Softbank menyuntikkan investasi US$ 250 juta ke GrabTaxi, startup layanan taksi yang berbasis di Asia Tenggara.