Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Belum ada keputusan yang diambil oleh raja Malaysia tentang siapa yang akan menjadi perdana menteri berikutnya, setelah penguasa bertemu dengan para pemimpin Pakatan Harapan (PH) dan Perikatan Nasional (PN) pada Selasa (22 November).
Selain itu, semua 30 politisi Barisan Nasional (BN) yang memenangkan pemilihan telah dipanggil ke istana pada Rabu pagi untuk bertemu dengan penguasa secara individu.
Ini terjadi setelah hasil Pemilihan Umum ke-15 (GE15) menghasilkan skenario parlemen yang menggantung, dengan baik PH maupun PN tidak dapat mengumpulkan jumlah yang cukup untuk membentuk pemerintahan berikutnya.
Baca Juga: Kubu Anwar-Muhyiddin Hadapi Jalan Buntu, Kini Penentuan PM Malaysia di Tangan Raja
Ketua PH Anwar Ibrahim dan Ketua PN Muhyiddin Yassin dipanggil ke istana pada hari Selasa.
Berbicara kepada wartawan setelah audiensi kerajaan, Anwar mengatakan: “Kami telah dipanggil oleh raja. Yang Mulia telah menyatakan keinginannya untuk membentuk pemerintahan yang mencakup ras, agama, dan wilayah.
“Ini memungkinkan pemerintah untuk fokus pada penyelesaian masalah Rakyat dan untuk menghidupkan kembali ekonomi kita. Dan saya, tentu saja, mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia, dan mengatakan kami akan melakukan yang terbaik, mencerna saran dan menunggu keputusan. keputusan akhir, yang tentu saja merupakan kebijaksanaan Yang di-Pertuan Agong."
Ketika ditanya apakah dia telah diberi waktu untuk membangun mayoritas di Majelis Rendah, Anwar menjawab: “Kami telah menyerahkan (daftar anggota parlemen). Kami tentu saja dapat terbuka untuk meningkatkan prosesnya ... dengan waktu, saya pikir kami akan mengamankan mayoritas sederhana seperti yang telah saya tunjukkan sebelumnya."
Baca Juga: Malaysia Hadapi Parlemen Gantung untuk Pertama Kali dalam Sejarah
Dalam konferensi pers terpisah, Muhyiddin mengatakan bahwa raja telah meminta PN dan PH bekerja sama untuk membentuk pemerintahan persatuan.
Namun, Muhyiddin mengatakan bahwa PN telah menolak saran tersebut.
“Kami sudah membahas ini sebelumnya. Kami tidak akan bekerja sama dengan PH,” kata Muhyiddin.