kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Raja wafat, net sell asing Thailand US$ 514 juta


Selasa, 01 November 2016 / 08:17 WIB
Raja wafat, net sell asing Thailand US$ 514 juta


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BANGKOK. Investor asing memutuskan untuk menarik dana mereka dari pasar saham Thailand. Penarikan dana merupakan yang terbesar di sepanjang tahun ini.

Pada bulan lalu, nilai penjualan bersih (net sell) investor asing di pasar saham Thailand mencapai US$ 514 juta. Nilai ini merupakan yang terbesar sejak Desember 2015.

Bahkan net sell asing di Thailand terbesar di antara negara-negara Asia lainnya. Sebagai perbandingan, net sell asing di pasar saham Indonesia mencapai US$ 174 juta dan US$ 94 juta di Filipina pada periode yang sama.

Sedangkan di Malaysia, nilai net sell asing pada bulan lalu hingga 28 Oktober senilai 294,3 juta ringgit atau setara dengan US$ 70 juta.

Disinyalir, penarikan dana besar-besaran oleh asing dipicu oleh kematian Raja Bhumibol Adulyadej pada 13 Oktober lalu. Sang raja dinilai pengamat merupakan sumber pemersatu warga sehingga Thailand bisa mempertahankan stabilitas politik setelah terjadi kudeta militer.

Sebelum kematian raja, indeks acuan SET berhasil memulihkan diri dari penurunan dalam. Sekadar informasi, tiga hari sebelum raja wafat, SET Index anjlok 6,5% sebelum akhirnya pulih dengan kenaikan 5,1% dalam dua sesi terakhir. Indeks acuan Thailand tersebut ditutup dengan kenaikan 0,8% pada bulan lalu dan sudah melonjak 16% di sepanjang 2016.

Kondisi itu menjadikan indeks Thailand sebagai indeks dengan performa terbaik kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia.  

Menurut Capital Economics Ltd dan Nomura Holdings Inc, masa berkabung selama satu tahun lamanya dan transisi kerajaan bisa mengancam ekspansi ekonomi Thailand. Sektor yang diramal bakal tertekan hebat adalah sektor pariwisata.

Sejumlah maskapai penerbangan Asia dan agen perjalanan memprediksi, akan terjadi penurunan permintaan wisata ke Thailand. Di sisi lain, tingkat pertumbuhan ekonomi Negeri Gajah Putih ini masih tertinggal di antara negara-negara Asia lainnya yakni tidak melampaui level 3,5% sejak awal 2013 lalu.

"Perekonomian Thailand belum pulih benar. Kematian raja semakin memperburuk kecemasan mengenai ekonomi negara ini," jelas Jen-Ai-Chua, analis Bank Julius Baer di Singapura seperti yang dikutip Bloomberg.

Capital Economics mengatakan, dampak negatif kematian raja terhadap ekonomi Thailand pada tahun ini tidak akan lebih dari 0,1%. Kendati demikian, jika terjadi ketidakstabilan politik, hal ini bisa menyebabkan ekonomi Thailand langsung melorot.

Pelaksanaan pemilu

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha mengatakan Putra Mahkota Vajiralongkorn sudah meminta penundaan penobatan dirinya sebagai raja karena masih dalam masa berkabung.

Pemilu, lanjut Prayuth, saat ini dijadwalkan akan dihelat pada akhir 2017. Pelaksanaan pemilu tidak aan ditunda karena kematian raja.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×