kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.774   96,00   0,57%
  • IDX 6.268   299,54   5,02%
  • KOMPAS100 896   52,70   6,25%
  • LQ45 709   40,09   5,99%
  • ISSI 194   8,00   4,31%
  • IDX30 374   21,31   6,04%
  • IDXHIDIV20 454   21,82   5,05%
  • IDX80 102   5,98   6,24%
  • IDXV30 107   5,25   5,18%
  • IDXQ30 124   6,06   5,15%

Ramalan keluarga super tajir dunia soal resesi terbukti


Rabu, 09 September 2020 / 03:02 WIB
Ramalan keluarga super tajir dunia soal resesi terbukti
ILUSTRASI. Keluarga super kaya dunia sudah meramal terjadinya resesi di 2020 sejak tahun lalu. REUTERS/Mike Blake


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

7. Jerman

Reuters memberitakan, kantor Statistik Federal mengatakan output domestik bruto di ekonomi terbesar Eropa itu menyusut 10,1% dalam basis kuartal-ke-kuartal dari April hingga Juni setelah revisi kontraksi 2,0% dalam tiga bulan pertama tahun ini.

8. Amerika Serikat

Perekonomian Amerika Serikat jatuh ke jurang resesi pada kuartal II 2020 setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif 32,9%. Pada kuartal I 2020, negara adidaya ini mengalami kontraksi 5% pada ekonominya. 

9. Swiss

Swiss juga resmi masuk jurang resesi. Mengutip Reuters, ekonomi Swiss menyusut menjadi minus 8,2% pada kuartal kedua dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini. Sebelumnya, ekonomi Swiss minus 2,6% pada kuartal pertama. 

Baca Juga: Resesi di ambang pintu, Menkeu: Ekonomi kuartal III-2020 tumbuh negatif

10. Kanada

Pada kuartal II 2020, ekonomi Kanada terkontraksi sebesar 38,7 persen secara tahunan. Dalam basis kuartalan (QtQ), ekonomi tercatat -11,5%, setelah sebelumnya -2,1% di kuartal I 2020.

11. Prancis

Melansir Reuters, ekonomi Perancis mengalami kontraksi rekor pasca-perang sebesar 13,8% pada kuartal kedua.  

12. Italia

Data Reuters menunjukkan, perkonomian Italia mengalami kontraksi 0,7% pada kuartal kedua 2020. Penurunan tersebut adalah penurunan keempat berturut-turut untuk ekonomi yang terperosok dalam resesi sejak pertengahan tahun lalu, dengan tingkat kontraksi hanya sedikit berkurang dari penurunan 0,8% pada kuartal pertama.



TERBARU

[X]
×